Selasa, 28 Juni 2011

Sepatu

Biar kata si Anto aka Antruefunk, temannya si Sir Dandy itu menolak pakai sendal dan mengoleksi banyak sepatu, seperti All Star, New Balance, Adidas, Nike (alah... kepanjangan), bagi saya tetap saja All Star yang terbaik. Saya sudah memakainya sejak SMA. Walaupun tren dan merk sepatu berganti, All Star tetap di hati. Yihaaa..

Dia sepatu paling aman. Cocok di segala suasana. Kuliah, nongkrong, jalan-jalan, olahraga sampai ke kondangan, dia tetap keren dikenakan. Celana panjang ataupun pendek akan selalu cocok dengannya. pokoke All Star lah juaranya.

Hidup All Star
Viva All Star
Bravo All Star
All Staaaaaaaaarrrrrr
Auuuu....

Senin, 27 Juni 2011

Buruan

Setelah diburu selama hampir setahun, akhirnya ketemu juga dua barang ini.

Dua barang buruan akhirnya tertangkap
Majalah TEMPO edisi khusus Tan Malaka dan Buku Rolling Stone MUSIC BIZ karangan Wendi Putranto. Ketemunya di Shoping Center Jogja awal bulan kemarin. Yeah senangnya.

Malam Itu Kami Yang Paling Nge-Rock


Segerombolan muda dengan pakaian dominan berwarna hitam sudah tampak berkumpul ketika saya tiba di Monumen Mandala. Tampaknya mereka sudah sangat siap untuk menyaksikan hajatan di depan mata mereka. Memang hari itu di tempat itu akan dilangsungkan suatu hajatan besar bagi penggemar kebisingan. Suatu hajatan yang menjadi kebanggan baru bernama ROCK IN CELEBES.

Sebenarnya pada media promosi, acara ini akan dimulai pukul 15.00. Saya pun datang kesana sekitar pukul 17.00. Dengan asumsi, dengan terlambat dua jam saya tidak akan terlewat penampilan headliner. Pasti yang akan tampil di awal adalah band pembuka yang diisi oleh band-band lokal. Tapi setibanya di tempat, jangankan kebisingan, penjaga tiket pun belum ada, pertanda pemilik tiket belum dipersilahkan masuk. Apa ini? Acara sebagus ini dinodai oleh masalah klasik yaitu ngaret. Antusiasme saya dan beberapa calon penonton disitu terlihat sedikit kecewa dengan keterlambatan tersebut.

Untung saya bertemu dengan seorang teman dan beberapa orang temannya. Saya jadi punya teman mengobrol untuk membunuh rasa bosan karena menunggu. Tema obrolan kami berkisar tentang acara tersebut dan musik khususnya rock dan metal. Cukup lama kami mengobrol sebelum penjaga tiket muncul untuk mempersilahkan kami masuk sekitar pukul 19.00. Saking semangatnya saya langsung mengambil antrian paling depan untuk masuk. Sekedar tambahan info, Rock In Celebes tahun ini dihadiri oleh lebih dari 5000 penonton.

Konser baru dimulai setengah jam kemudian. Seperti konser kebiasaan, penampil pertama adalah band-band lokal hasil seleksi panitia. Ada sembilan band lokal yang tampil yang masing-masing membawakan dua lagu. Ternyata beberapa band lokal Makassar punya potensi juga. Salah satu yang paling saya ingat adalah band metal bernama Panniki Hate Light. Mereka sempat meng-cover Poker Face-nya Lady Gaga. Tampaknya mereka juga sudah punya massa tersendiri. Tampak dari ketika nama mereka dipanggil segerombolan orang langsung maju ke depan panggung untuk melakukan head bagging bersama-sama.



Sembilan band pembuka sudah kelar, saatnya untuk headliner yang unjuk gigi. Headliner pertama adalah band elektronik rock eksperimental asal Bandung, Polyester Embassy. Band ini adalah tujuan utama saya mendatangi konser ini. Seperti yang sudah saya bilang, saya sudah terpukau dengan band ini ketika mendengar mereka pertama kali sekitar tahun 2007 waktu masih SMA. Saat nama mereka dipanggil saya langsung tepuk tangan dan sempat berteriak.

Polyester Embassy hanya menjadi semacam warming up malam itu. Memang musik mereka bukan pure rock ataupun metal yang up beat. Musik mereka berisik tapi tetap nyaman untuk didengar. Lagu-lagu lawas mereka seperti Polypanic Room dan Faded Blur serta lagu dari album baru Fake/Faker dimainkan malam itu. Penampilan mereka ditutup klimaks dengan pertunjukan instrumental yang lumayan panjang. Sungguh memuaskan. Rasa penasaran saya yang ingin menyaksikan langsung penampilan mereka terobati sudah.


Penampil selanjutnya adalah band hardcore ibukota, Seringai. Saya masih nyaman berdiri di barisan paling depan sampai nama mereka dipanggil. Segerombolan manusia langsung menyerbu maju ketika musik mereka mulai dimainkan. Saya yang tidak terbiasa menonton konser cadas pun kewalahan. Penonton tiba-tiba menjadi sangat liar dengan moshing yang tidak terkendali lagi. Walaupun panitia sudah melarang untuk membawa minuman keras, tetap saja semerbak bau alkohol tercium. Tapi semangat Seringai malam itu membuat saya tetap enjoy di tengah serbuan asap rokok, bau alkohol dan hawa tidak menyenangkan dari badan penonton sekitar.

Marijuanaut membuka penampilan mereka. Seringai bisa menyamai Black Sabath lewat lagu ini. Lagu Membakar Jakarta sedikit berubah malam itu menjadi Membakar Makassar. Berhenti di 15 menambah panas penonton. Lalu ada lagu yang sangat singkat berjudul Lagu Ini Tidak Sependek Jalan Pikiranmu yang kali ini ditujukan untuk Roy Suryo dan Tifatul Sembiring. Sang vokalis memang doyan akan hal itu. Dan sepasang favorit dari album Serigala Militia, Citra Natural dan Mengadili Persespsi menutup penampilan yahud mereka.

Raungan Arian13 yang walaupun sudah lumayan berumur tetap terasa dahsyat. Ia sangat pintar berinteraksi dengan audiens, termasuk sesekali melemparkan bir-kaleng-nya ke arah penonton. Siapa bilang musik keras menjadi dominasi orang yang berambut gondrong dan bermata tajam. Frontman Seringai ini membantah hal itu. Dengan kepala plontos dan kaca mata minus ditambah dengan slayer andalannya, Arian13 menjadi salah satu rocker tersangar di Indonesia. Malam itu Makassar berhasil dibakar oleh serigala ibukota yang mengaku menolak tua tersebut.

Belum reda panas yang barusan ditimbulkan oleh Seringai, headliner selanjutnya kembali dipanggil. Salah satu band yang paling ditunggu-tunggu malam itu pun keluar. Trio punk rock Jakarta, Netral. Malam itu, mereka satu-satunya band yang punya fans club resmi yang bernama Netralizer Makassar. bendera dukungan mereka terpasang di depan pagar pembatas. Cukup menganggu juga.

I Love You menjadi pembuka. Semua penonton langsung sing a long dengan keras. Keributan kecil sempat terjadi di belakang. Tapi show must on. Penonton kembali di-nina bobo-kan dengan kasar lewat lagu Susu Hangat Rasa Coklat. Lalu beat sedikit mereda kala lagu Sorry dibawakan. Kembali kencang lewat sepasang lagu keras, Pertempuran Hati dan Sountrack Laskar Pelangi, Lintang. Dan klimks sempurna dengan nomor andalan Garuda di Dadaku.

Penampilan Netral sangat prima malam itu. Saya yang penasaran dengan kecanggihan menggebuk drum Eno pun terpuaskan. Om Bagus keren. Tapi Coki dengan rambut dan bulu tak beraturan di wajah menjadi favorit saya malam itu.

And the last but not least, BURGERKILL. Legenda metal Indonesia dari Kota Kembang Bandung. Mereka datang ke Makassar membawa album baru bertajuk Venomous. Dan Rock In Celebes 2011 ini menjadi semacam perkenalan album baru tersebut.

Desahan intro mistis mengiringi masuknya mereka ke arena pertunjukan. Langsung saja nomor Darah Hitam Kebencian membuka kemarahan mereka. Setelah lagu itu, Vicky sang vokalis sempat berbicara kepada penonton yang telah hadir dan berterimakasih karena telah mengeluarkan kemarahan mereka. Band penyebar kemarahan rupanya mereka ini. Tapi kemarahan yang keren dong. hehehe..

Dilanjutkan dengan tiga lagu berturut-turut, Under The Scars, Shadows of Sorrow dan House of Greed. selepas itu mereka memanggil teman mereka yang terkenal sebagai vokalis band mainstream Indonesia, Padi. Ya, Fadly memang sempat sepakat berkolaborasi dengan Burgerkill lewat lagu Tiga Titik Hitam. Dan malam itu lagu tersebut disuguhkan untuk publik Makassar.

Lalu Breed-nya Nirvana mereka cover secara apik. Ini bonus yang sangat mantap bagi saya. di dua lagu terakhir, mereka mengajak frontman Seringai yang juga Vokalis Puppen, band underground yang sudah RIP, Arian13. Pertama duet maut ini membawakan lagu Only The Strong. Lalu penampilan mereka ditutup dengan lagu Puppen yang sangat dirindukan, Atur Aku. Komplit sudah. Rock In Celebes 2011 ditutup oleh penampil yang luar biasa dengan membawakan lagu yang luar biasa pula.


Diluar ngaret-nya, Rock In Celebes tahun ini sukses besar menurut saya. Saya bisa mengklaim bahwa Makassar adalah kota paling nge-rock malam itu. Tak peduli besoknya di Pekanbaru ada event musik terakbar Soundrenaline 2011.

Sekian kali ini. Salam \m/

*Sumber foto: Dari beberapa teman dan @ardy_chmbrs

Kamis, 23 Juni 2011

Skeptis

Masihkah kamu cinta Indonesia.

Jangan tanyakan pertanyaan itu kepada saya sekarang.
Sebab jika saya menjawab "tidak", saya akan dikatakan durhaka.
Tapi jika saya menjawab "ya", maka saya adalah orang yang munafik.

Rock In Celebes: Annual Meeting Rocker Makassar


Mungkin, sebelum tahun 2010 penikmat scene musik rock di Kota Makassar hanya bisa iri pada kota-kota di Pulau Jawa yang punya agenda festival rock tahunan. Tapi sejak akhir tahun 2010 mereka bisa berbesar hati. Kini penggemar rock Kota Daeng punya hajatan tahunan bernama Rock In Celebes.

Rock In Celebes menjadi semacam annual meeting bagi para rocker di Makassar. Festival ini hadir untuk mengimbangi dominasi festival rock tahunan yang ada di Pulau Jawa. Java Rockin Land di Jakarta, Bandung Berisik dan Metal Fest di Bandung, Surabaya Rock Festival dan Rock In Solo di Jawa Timur atau Soundrenaline yang sudah beberapa tahun ini tidak mampir di ibu kota Sulawesi Selatan ini.

Pada penyelengaraan perdananya di tahun 2010, festival ini memasang nama Marduk, band rock legendaris asal Swedia sebagai headliner. Juga Komunal, band metal Bandung serta band-band cadas lokal lainnya. Majalah Rolling Stone Indonesia langsung memberi label sebagai festival musik terbesar di Indonesia Timur pada acara ini waktu itu.

Dan Juni 2011 ini Rock In Celebes jilid 2 akan kembali membuat kebisingan. Tepatnya tanggal 24 Juni di Lapangan Monumen Mandala Makassar. Sengaja dilaksanakan lebih awal dari tahun sebelumnya agar bertepatan dengan waktu-waktu libur. Chambers Entertainment sebagai pelaksana sudah jauh hari mempersiapkan acara ini. EO ini memang terkenal sebagai penggagas beberapa acara musik Cutting Edge di Kota Makassar.

Empat band berskala nasional juga band-band lokal potensial sudah dipastikan akan menjadi penampil. Netral, Seringai, Burgerkill, Polyester Embassy juga Fadly Padi akan berperan dalam memanaskan event ini.

***

Bagi yang masih asing dengan nama-nama penampil di atas, saya akan memberikan sedikit info disini.

Netral
Sudah lumayan terkenal, karena dalam ranah musik mainstream band ini memang sudah punya tempat tersendiri. Terbentuk pada tahun 1992 di Jakarta, Netral sempat mengalami pasang-surut serta gonta-ganti personil sebelum memantapkan formasi trio seperti sekarang ini.

Frontman band ini adalah Bagus yang mengisi Vokal dan Bass. Eno berperan sebagai pengatur ritme dengan permainan drum-nya yang begitu atraktif dan selalu enerjik. Sedangkan Coki yang juga gitaris dari Deadsquad bertanggungjawab atas bebunyian berisik dan lengkingan distorsi gitar.

Sebagian besar lagu mereka berirama punk. Namun kebanyakan orang juga menuduh mereka memainkan rock alternatif. Apapun aliran mereka yang jelas mereka telah berhasil merebut hati banyak penikmat musik keras Indonesia. Sejauh ini Netral telah menelurkan tak kurang dari sepuluh album rekaman. Juga sempat terlibat dalam pembuatan album untuk sound track Film Laskar Pelangi dan Garuda di Dadaku.

Seringai
Konon, dahulu ada sebuah band underground paling berbahaya bernama Puppen. Namun band yang hidup di kota Bandung ini hanya berumur sedasawarsa saja. Tak lama berselang bubarnya Puppen di tahun 2002, pentolan band ini, Arian13 mengajak temannya yang lain untuk ngeband lagi. Terbentuklah Seringai di tahun itu juga dengan formasi awal Arian13 (vocal/throat), Khemod (Drum), Ricky Siahaan alias Chinsaw Rick (Gitar) serta Toan (Bass). Namun dalam perjalanannya Toan keluar dan posisinya digantikan oleh Sammy Bramantyo. Formasi inilah yang bertahan hingga sekarang.

Sejauh ini mereka telah membuat dua album, yaitu High Octane Rock (2004) dan Serigala Militia (2007). Album kedua lah yang membuat mereka lebih dikenal. Lagu-lagu macam Mengadili Persespsi dan Citra Natural banyak didengar oleh kalangan penikmat musik indie maupun mainstream. Di album ini Seringai berasa lebih dewasa dari album sebelumnya.

Seringai adalah band yang berani. Tak hanya dalam musik dan lirik lagunya, diluar itu mereka juga pernah membuat kontroversi. Mereka pernah diintrogasi oleh polisi akibat dianggap menghina korps tersebut lewat desain T-Shirt mereka. Juga, pada Java Rockin Land 2010 yang lalu, sang vokalis, Arian13 mencibir Menkominfo, Tifatul Sembiring.

Burgerkill
Karena ini era kebebasan, pemilik franchise Burgerking tak perlu marah karena nama produk mereka telah diplesetkan oleh segerombolan muda bernama Burgerkill. Ya itulah nama mereka. Sambutlah mereka sebagai anugerah bagi scene metal Indonesia.

Burgerkill adalah band metakcore yang berasal dari Kota Kembang, Bandung. Mereka terbentuk pada tahun 1995 dengan formasi awal Ivan, Eben dan Kimung. Kiprah mereka diawali dengan masuknya salah satu lagu mereka dalam album kompilasi bertitel "Masaindahbangetsekalipisan". Nama-nama seperti Puppen dan Full of Hate menjadi teman seangkatan Bugerkill dalam album kompilasi itu.

Seiring berjalannya waktu, Burgerkill mengalami bongkar-pasang personil. Beberapa nama pernah menjadi line up band ini.  Selain Kimung dan Ivan sang vokalis awal yang meninggal pada tahun 2006, tercatat Dadan dan Ugum juga pernah membela band ini. Hingga kini tinggal Eben yang bertahan, ditambah dengan Vicky, Agung, Andris dan Ramdan sebagai personil tetap Burgerkill sekarang.

Go internasional sudah dirasakan band ini. Perusahaan Rekaman asal Malaysia, Anak Liar Record pernah mengontrak mereka pada tahun 1999. Selain itu Xenophobic Record asal Australia juga pernah memakai jasa mereka. Sepanggung dengan beberapa nama besar scene metal dunia pun pernah dirasakan. Tercatat Black Dahlia Murder, As I Lay Dying dan Himsa pernah berbagi panggung dengan mereka.

Dan kabar gembiranya, Juni 2011 ini mereka akan me-launching rilisan terbaru mereka yang diberi nama Venomous.

Polyester Embassy
Mendengar nama Polyester Embassy, memori saya akan flash back pada masa putih abu-abu. Saya pertama kali mendengar mereka sekitar kelas 2 SMA. Seorang teman yang memperkenalkannya. Lagu macam Polypanic Room begitu asyik terdengar di telinga saat itu.

Polyester Embassy dibentuk oleh lima sekawan pada tahun 2002. Mereka adalah Elang Eby (gitaris/vokalis), Sidik Kurnia (gitaris/synthesizer), Ekky Darmawan (gitaris/sampling), Ridwan Aritomo (bass), dan Givarie MP (drummer). Musik mereka adalah perpaduan yang pas antara musik elektronik dengan rock dengan balutan sound eksperimental. Suara tiga gitar sekaligus namun saling berbeda aransemen membuat nuansa emosional sangat maksimal.

Album pertama mereka yang berjudul Tragicomedy lahir pada tahun 2006. Dan di tahun 2011 ini mereka kembali merilis album yang diberi nama Fake/Faker.

***

Itulah sedikit penjelasan tentang Headliner Rock In Celebes 2011. Yang tertarik, mari pergi menonton bersama. Yang tak bisa nonton doakan saya bisa nonton. Biar bisa bagi-bagi cerita tentang Event ini di postingan selanjutnya.

Sampai Jumpa.

Senin, 20 Juni 2011

Kertas LP2KI

Hai semua. Lama tak bersua.


Kali ini cuma mau ngasi info lomba yang akan diadakan oleh UKM saya, LP2KI FH-UH. Nama lombanya itu KERTAS. KERTAS adalah akronim dari Kompetisi Esai dan Karya Tulis Ilmiah Nasional. Untuk info lengkapnya bisa cek di kertas2011.blogspot.com.


Maskot KERTAS yang unyu
Oke, cuma itu yang saya mau sampaikan saat ini. Selamat malam. Sampai jumpa.