Sabtu, 31 Desember 2011

Menonton Efek Rumah Kaca


Apa lagi yang lebih membahagiakan daripada menonton konser band kesayangan, bersama teman-teman terbaik pula. Saya rasa sudah tidak ada. Jumat malam ini saya dan banyak teman menghadiri Shopping Concert Chambers Yes 2011. Headliner utama pada konser kali ini adalah band yang paling berpengaruh dalam hidup saya, Efek Rumah Kaca (ERK). Ini kali keempat saya menonton mereka. Tiga kali di Makassar dan sekali di Jakarta. Bagi saya, tak pernah ada kata bosan untuk mendengarkan dan menyaksikan mereka.

Konser kali ini terasa istimewa karena beberapa hal. Selain karena menonton bersama teman-teman, setelah konser saya juga harus membuat semacam ulasan tentang gigs kali ini untuk sebuah webzine potensial asal Tarakan East Borneo, Abodmu (saya sudah sering mengatakan ini di postingan sebelumnya kan). Jadi, ketahuilah, saat kalian sedang asyik saja menonton dan sing a long sepanjang konser, disaat bersamaan saya harus telaten menyimak setiap sudut stage dan memperhatikan apa saja yang terjadi selama pertunjukan berlangsung.

Tapi alhamdulillah semuanya berjalan lancar. Saya bisa menikmati jalannya konser namun tetap bisa membuat ulasan, tepat sesuai dengan waktu yang diharapkan. Hasil liputan amatiran saya bisa disimak disini

Sebenarnya saya tidak akan membahas banyak tentang ERK disini. Sepertinya semuanya juga sudah tahu, Efek Rumah Kaca ada sebuah jaminan mutu untuk setiap konser yang memasang mereka sebagai penampil (apa saya terlalu berlebihan ya?). Tapi kali ini saya mau lebih banyak bercerita tentang teman-teman saya yang turut serta pada konser malam tadi. Ada teman-teman serumah di Asrama Tarakan: Asdi, Rusdi, Gepeng, Memet dan Kodir. Juga ada teman-teman akrab di kampus: Arif, Cua, Isak, Bon dan Okky.

Untuk teman-teman asrama, okelah, rata-rata mereka sudah menyukai ERK sejak lama. Kecuali Memet yang sedari dulu adalah fans militan dari unit menye-menye, Ungu dan Kodir (sebenarnya nama asli orang ini adalah Chaidir teman-teman) yang saat ini sepertinya sangat berhasrat menjadi anggota boy band ibukota. Tapi baiknya, mereka tampak menikmati konser malam tadi. Khusus untuk Rusdi, terimakasih atas pinjaman BB-nya untuk saya mengambil gambar.

Nah, kalau teman-teman kampus punya kisah tersendiri. Cerita mereka mau menonton konser yang mengahadirkan ERK cukup berwarna. Oke, saya ceritakan saja satu-persatu. Dimulai dari Arif. Sebelum mengenal saya, Arif adalah Ungu Cliqers (Sebutan untuk fans setia band Ungu) terbesar dari Kota Sorong. Sama dengan Memet, Arif sepertinya akan rela mati demi band yang satu itu. Ketika mulai akrab, saya menjejalinya dengan musik-musik kesukaan saya semacam ERK dan Frau. Alhamdulillah beberapa musisi hasil rekomendasi dari saya telah terpasang di playlist-nya. Walau masih saja dia tetap setia dengan Ungu-nya. Lihat saja jejaring sosialnya kalau tidak percaya. Segera lupakan band berwarna janda itu Arif!

Kalau Cua lain lagi. Ia adalah teman yang paling berhasil saya pengaruhi dalam hal mendengarkan musik kesukaan saya. Tercatat, sudah tiga kali saya berhasil mengajak serta Cua ke acara konser musik. The Trees And The Wild, Frau dan ERK adalah band yang sudah sempat ia saksikan bersama saya. Semasa SMA Cua adalah seorang personil kelompok nasyid. Menurut cerita, ia sudah sempat tampil di beberapa tempat di Maros maupun Makassar. Sungguh pencapaian yang luar biasa. Tapi seorang penyanyi nasyid yang juga menjadi penikmat musik berkualitas adalah pencapaian yang lebih luar biasa lagi. Percayalah itu cua!

Sejatinya Isak adalah seorang penggemar film. Namun ketika saya ajak untuk menonton konser ERK ia langsung mengiyakan. Alasannya, tentu saja karena teman-teman yang lain sudah pasti akan turut serta. Kan tidak enak, menonton film lewat notebook dengan keadaan ditinggal sendiri di rumah. Tapi siang sebelum kami akan menonton konser ini, Isak ternyata mempersiapkan beberapa hal. Ia men-download beberapa lagu ERK dan berusaha menghafalnya. Sepertinya Ia tidak mau ketinggalan untuk sing a long. Alhamdulillah Isak juga terlihat menikmati konser hingga usai.

Eh catatan tambahan untuk ketiga teman seperjuangan saya ini. Ada hal yang membuat konser kali ini tambah istimewa. Karena takut terjebak macet, kami memutuskan untuk berjalan kaki menuju tempat konser. Sialnya, ternyata jalan tidak terlalu macet. Jalanan padat, namun masih kondusif untuk dilewati. Apa lacur, ya kami berjalan kaki sejauh lebih dari satu kilometer pergi-pulang. Untung ada sedikit hiburan dari nikmatnya nasi kuning tengah malam yang kami temui sewaktu pulang.

Konser tadi malam bukan hanya milik laki-laki. Duo Gosip (hahaha... akhirnya saya menemukan nama yang keren untu kalian) Okky dan SriBon juga turut serta. Sebenarnya kedua wanita enerjik ini adalah penggemar musisi barat, semacam Lady Gaga, Maroon 5 dan Panic! At The Disco. Namun sejak saya memperdengarkan ERK, Bon langsung suka. Begitu juga Okky. Katanya Ia suka dengan liriknya. Syukurlah kalian dikaruniai kuping yang peka terhadap lagu-lagu bagus. Hehehe..

Khusus Okky, awal perkenalan saya dengannya juga karena musik. Sekitar tahun 2007 Okky meng-add Friendster saya (ya Friendster teman-teman). Karena saya memasang gambar musisi asal Inggris, Mika, sebagai profil picture waktu itu. Ya, kami sama-sama suka Mika waktu itu.

Sebenarnya saya tidak yakin kedua gadis ini akan datang, mengingat penonton sudah terlalu padat. Tapi tak disangka, hujan dan ancaman akan terhimpit ditengah penonton yang kebanyakan laki-laki tak menghalangi mereka. Mereka datang sesaat sebelum ERK akan tampil. Ketika ERK mulai beraksi, semua menikmati, termasuk kedua teman saya ini. Sampai penonton di bagian tempat kami menonton mulai rese. Mereka mulai saling mendorong satu sama lain. Tak ada pilihan lain, kami harus mundur ke daerah yang lebih tentram.

Kejadian sempat terhimpit tadi ternyata tidak membuat mereka kecewa. Alhamdulillah semua tetap menikmati dan puas dengan konser barusan. Ini terlihat dari kicauan rasa senang  mereka di twitter sesat setelah konser selesai.

Ah, tadi malam itu sungguh berkesan. Tak mudah mendapatkan momen semacam itu. Bagaimana kawan-kawan? Setuju kan dengan saya? :))

Kamis, 29 Desember 2011

Baby Romanisti

"Growing up in the name of AS Roma"

***


Ini Federico dan Claudia yang bersaing memakai nomor keramat Totti
Sekarang lucu, dewasa nanti, dia Romanisti Ultras
Ini si Cakep jauh-jauh dari Santamonica, California
"Aku Romanisti Om, kliatan kan dari barang-barang aku"
Yang ini penggila Totti dan Batistuta
Si Manis dari Honduras
Baby Sara, Romanisti sedari lahir
Kalau yang ini si Cantik, Chanel, Putri Sang Pangeran
***

Dibanding mereka, saya tidak ada apa-apanya. Tapi apapun itu, terimakasih Tuhan telah menjadikan saya sebagai seorang Romanisti

Rabu, 28 Desember 2011

Sepultura


***

Gambar Sepultura, diambil disini
Tepat di Hari Natal lalu ternyata saya kecipratan doa dari seseorang. Admin dari Webzine potensial asal Tarakan East Borneo, Abodmu yang telah berbaik hati mengirimkan permohonan untuk saya. Doanya istimewa menurut saya. Saya diharapkan berkesempatan menonton konser unit death metal asal Brazil, Sepultura di Makassar pada 4 Februari tahun depan.

Sejujurnya saya tidak terlalu tahu tentang Sepultura. Saya hanya tahu bahwa mereka adalah pengusung musik keras. Lagu mereka pun baru Territory yang saya tahu. Lagu ini salah satu lagu metal terbaik yang pernah saya dengar. Eh kalau tidak salah mereka juga pernah meng-cover Smoke On The Water, single legendaris milik Deep Purple. Itu kalau tidak salah ya :))

Terimakasih ya doanya kakak. Dengan sangat senang hati saya mengaminkan. Amin...

Bagi yang ingin membuktikan betapa potensialnya Webzine Abodmu, sila cek disini.


Selasa, 27 Desember 2011

Buku yang Dipinjam

Buku-buku yang masih bersama orang lain.

Tadi pagi saya punya waktu untuk kembali menginventarisir buku-buku yang ada di kamar. Ini semacam ritual akhir tahun saya (padahal baru dua tahun ini dilakukan :p). Ternyata selama setahun ini perbendaharaan buku saya bertambah sekitar 40-an jilid buku. Buku-buku tadi datang ke rak saya dengan cara yang beragam. Ada hasil dari pembelian bulanan, pemberian teman juga menang kuis.

Ada yang datang tentu ada juga yang pergi. Setahun ini ada beberapa buku yang saya relakan untuk orang lain. Ada yang saya sumbangkan ke acara amal ada juga yang saya berikan kepada teman yang lebih membutuhkan. Sepertinya ada belasanan buku yang pergi.

Tapi ada yang menganjal waktu saya mencatat daftar buku saya tadi pagi itu. Ternyata ada beberapa buku yang belum kembali dari masa peminjaman. Ini kekurangan saya. Saya tidak pernah mencatat buku saya yang terpinjam. Untuk sementara ini saya hanya mencatat sebelas orang peminjam. Mungkin masih ada tapi tidak saya ingat. Rata-rata masa peminjaman buku-buku tersebut sudah cukup lama. Ada yang telah berbulan-bulan, bahkan ada yang sudah dipinjam setahun yang lalu.

Memang, kata Simon Reid-Henry "Sebaik-baik teman sepanjang waktu adalah buku." Tapi saran saya jangan jadikan buku orang lain sebagai "teman sejati" kalian kawan-kawan. Camkan itu.

Rabu, 21 Desember 2011

Vegetarian Hero


"Ingin kuat seperti saya:
Rajin berlatih dan perbanyak konsumsi sayur mayur."

***
Komposisi Tubuh:

Kepala: Kepala pulpen Angry Birds Icmi
Badan: Tomat segar dari Pasar Malino
Kaki: Wartel berbentuk aneh dari Pasar Malino
Tangan: Cabe merah dari Pasar Malino
Sayap: Potongan kol hijau juga dari Pasar Malino

Malino, 21 Desember 2011
Sambil melahap sayur tentunya.

Sabtu, 17 Desember 2011

Libur Semester Ini Mau Kemana?


Ah, libur semester akhirnya datang juga. Lama sekali rasanya. Oke, langsung saja. Mari menyusun rencana atau kemungkinan vakansi bersama. Kalo saya sih rencananya seperti ini:

#Sorowako
Radillah aka Kyo, seorang teman telah berbaik hati menawarkan untuk pergi ke kampung masa kecilnya, Sorowako. Sorowako adalah sebuah kabupaten di ujung barat Sulawesi Selatan. Katanya sih disana asyik. Udara masih asri juga di dekat rumahnya ada sebuah danau yang lumayan untuk bersenang-senang. Paling tidak bisa melepas rasa penat  setelah final semester. Untuk sementara Sorowako masuk dalam list teratas dalam daftar tujuan jejalan libur kali ini.

#Bulukumba
Tuhan merahmati Kabupaten Bulukumba dengan relief alam yang super indah. Untuk saya, Tuhan mengirimkan teman-teman yang berbaik hati dan berkampung di Bulukumba. Setiap ada waktu lowong kala libur, selalu saja ada ajakan untuk berkunjung ke Kota Lopi tersebut. Kalau sudah begitu, saya bisa merasakan liburan yang mewah dengan modal yang sangat minim. Sungguh anugerah. :D

Kalau jadi ke Bulukumba, Bira bukan lagi tujuan utama. Saya ingin merasakan objek wisata lain, yang katanya tidak kalah indahnya. Ada sungai air Jernih. Disana bisa sekalian wisata sejarah. Karena ada makam Datuk Cik Ditiro disana. Selain itu saya juga sangat ingin berkunjung ke kawasan suku kajang. Sudah lama saya tertarik dengan budaya suku yang menolak segala hal yang berbau modernitas ini.

#Tarakan
Tentu Kota ini selalu masuk list setiap kali masuk masa rehat kuliah. Mamak, Bapak dan adik-adik semua ada di kota ini. Tapi pulang kampung ini baru bisa direalisasikan kalau tidak ada kegiatan organisasi di saat-saat libur ini. Karena, mubazir rasanya pulang kesana kalau maksimal cuma seminggu. 

#EfekRumahKaca
Kalau saya jadi untuk agenda ini, berarti saya tidak kemana-mana hingga malam perayaan tahun baru. Tetap di Makassar saja maksudnya. Tanggal 30 Desember nanti Efek Rumah Kaca akan ada gigs di Makassar. Sangat sayang melewatkan penampilan mereka.

#Pinrang
Ini destinasi klise tiap libur sebenarnya. Tentu saja desakan keluarga yang selalu membuat saya kesana. Tetapi ada beberapa hal yang saya sukai dari daerah kelahiran saya ini. Letak rumah nenek disana sangat nyaman. Ditengah-tengah daerah persawahan yang sangat luas. Daerah itu akan sangat indah menurut saya ketika sedang musim padi tumbuh. Sekeliling pemandangan akan berwarna hijau cerah. Aktifitas rutin saya disana adalah berjalan-jalan di pematang sawah kala pagi dan bermain bola di lapangan pabrik penggilingan padi kala petang.

Tapi, kalau kesana lagi saya ingin berkunjung ke sebuah pantai yang menjadi pemukiman nelayan disana. Awal tahun lalu, ada seorang keluarga yang dinikahi oleh lelaki yang berasal dari daerah pesisir tersebut. Mereka lalu menetap disana. Kalau berkunjung kesana, saya dijanjikan untuk menikmati hasil laut sepuasnya. (Mulai ngiler :p)

#Pangkep
Tempat ini kampung untuk rehat singkat bagi saya. Karena akhir pekan pun daerah ini bisa saya datangi. Jarak tempuh Makassar-Pangkep hanya memakan waktu satu jam. Disana ada om dan tante juga sepupu-sepupu. Bahkan di rumah mereka tersebut saya memiliki kamar yang selalu saya pakai setiap kali saya berkunjung.

Tapi selama saya ke Pangkep, belum pernah saya mendatangi satupun destinasi wisata. Saya sangat ingin mendatangi pulau-pulau kecil di sekitar Pangkep ini. syahdan, pulau-pulau sekitar daerah ini cukup lumayan. Sekalian saya ingin merasakan kisah Suster Apung yang memang beroperasi di sekitar daerah tersebut.

Ya, itu beberapa rencana tujuan liburan saya yang siap dieksekusi setelah Taman Wisata Ilmiah LP2KI di #Malino. Bagaimana dengan anda?

Rabu, 14 Desember 2011

Pemilu Raya yang Serba Salah

Saya sedang tidak ingin membahas lagu si Raisa yang "Serba Salah" itu disini. Tapi saya sedang ingin membahas tentang Pemilu Raya di kampus saya tercinta, Fakultas Hukum Unhas yang dilaksanakan pada hari Senin (12/12) kemarin. Menurut saya ada yang salah dalam pemilu tersebut. Banyak malah salahnya (atau serba salah?).

Sebenarnya tulisan ini tidak akan berpengaruh apa-apa sih. Toh pemenang pemilu sudah ditetapkan. Sudah dilantik malah. Tapi tak mengapalah, untuk lebih menjelaskan permasalahn ini saya akan tetap membahasnya. Letak kesalahannya akan saya bahas satu per satu disini.

Sebenarnya kesalahan telah terjadi sebelum Pemilu Raya dilaksanakan. Bulan lalu, Dewan Pertimbangan Mahasiswa atau DPM (badan legislatif mahasiswa di kampus, setara DPR kalau dalam konteks negara) yang seyogyanya akan memilih dan menetapkan Panitia Pemilihan Umum (PPU) dan melantik DPM yang baru telah (ikut-ikutan) melakukan laporan pertanggungjawaban (LPJ), bersamaan dengan LPJ BEM. Sepengetahuan saya, kalau sudah LPJ berarti statusnya demisoner dong. Itu artinya terjadi kekosongan jabatan pada saat itu. Tapi anehnya, pemilihan PPU dilakukan oleh orang-orang yang menjabat sebagai anggota DPM yang bulan lalu telah melepas masa jabatannya tersebut. Entah tidak tahu atau sengaja tidak tahu.

Sudah yang memilih adalah orang yang salah, proses pemilihan PPU pun ikut-ikutan salah. Lebih tepatnya proses penetapan ketua PPU-nya yang salah. Sewaktu masih mahasiswa baru saya pernah melalui proses pemilihan dan terpilih sebagai anggota PPU waktu itu. Setahu saya ketua PPU dipilih dan ditetapkan oleh para anggota PPU terpilih itu sendiri. Tapi menurut informasi yang saya dapatkan dari seorang teman, ketua PPU tahun ini ditetapkan oleh tim penyeleksi, yaitu (yang masih merasa) anggota DPM tadi.

Sekedar informasi, teman yang memberi informasi tadi juga mengikuti seleksi anggota PPU tahun ini. Sebenarnya ia terpilih pada proses seleksi tersebut. Tapi tidak pernah lagi dikabari oleh ketua PPU terpilih tentang persiapan Pemilu Raya. akhirnya ia mundur teratur saja dan tak mau tahu lagi.

Kesalahan berlanjut pada penetapan calon Presiden dan Wakil Presiden BEM. Untuk calon anggota DPM tak ada masalah lah. Kalau tidak salah ada dua belas calon yang ditetapkan. Tapi hingga tenggat yang telah ditentukan oleh PPU, hanya satu pasangan Capres dan Cawapres yang mendaftar. Salahnya adalah mengapa PPU langsung menetapkan begitu saja pasangan Capres dan Cawapres yang hanya satu tadi menjadi Calon Capres dan Cawapres BEM. Apakah tidak terlalu terburu-buru. Seharusnya PPU memperpanjang masa pendaftaran. Siapa tahu masih ada yang mau mendaftar tapi masih terkendala sesuatu dan lain hal. Lagipula, siapa yang akan dipilih jika calonnya cuma satu.

Nah disitulah letak kesalahan PPU selanjutnya. Okelah, mereka tetap menetapkan bahwa calon Capres Cawapres BEM tahun ini hanya satu (tanpa memperpanjang waktu pendaftaran tentunya). Lalu mengapa Capres Cawapres yang hanya satu tadi tidak langsung ditetapkan saja menjadi Presiden dan Wakil Presiden BEM terpilih melalui jalan aklamasi. Mengapa harus melalui proses coblos-mencoblos lagi. Sungguh hanya formalitas yang membuang-buang anggaran saja. Tahukah kalian, lembaga-lembaga UKM sedang mati-matian mencari dana akibat dari "tutup buku"-nya birokrat.

Kacaunya, proses coblos-mencoblos yang dilakukan di dalam bilik suara tersebut dilakukan untuk memilih "YA" atau "TIDAK" pada satu pasangan calon tadi. Katanya, jika lebih banyak yang memilih "YA" maka pasangan calon tadi baru ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Tapi jika sebaliknya, maka pemilu akan diulang dengan membuka pendaftara lagi.

Alamak, apapula ini. Baru kali ini saya mendengar ada pemilihan pemimpin melalui mekanisme seperti itu. Kalian pikir ini refrendum untuk menyatakan sikap "YA" atau "TIDAK". Oke sejarah telah tercipta disini. Tapi kalau sejarah memalukan macam ini untuk apa?

Belum lagi hal mubazir yang telah dilakukan. Pada pemilu tersebut begitu banyak kertas yang "mati sia-sia". Seandainya proses tersebut tidak ada, tentu tidak akan ada kertas yang tersobek secara percuma. Apakah kalian tahu kertas itu terbuat dari pohon yang untuk menunggunya tumbuh butuh waktu satu generasi manusia. (Sok Aktivis Lingkungan :p)

Kembali ke pokok pembahasan.

Pada prosesnya, pemilu tahun ini diramaikan oleh (hanya) sekitar 300-an pemilih yang tentunya berstatus KEMA (Keluarga Mahasiswa). 250-an pemilih menyatakan "YA" dan selebihnya menyatakan "TIDAK". Lalu kenapa mi? 300-an tidak merepresentasikan jumlah KEMA, yang katanya berjumlah sekitar 3000-an bung. Apa yang bisa diharapkan dari pemimpin yang hanya dipercaya oleh sepersepuluh dari jumlah orang-orang yang akan ia pimpin.

Untuk proses pemilihan DPM saya juga menangkap satu kesalahan. Kesalahan terjadi pada penetapan komposisi anggota DPM. Setahu saya (lagi-lagi berdasarkan pengalaman sebagai anggota PPU dua tahun lalu) yang berhak ditetapkan sebagai anggota DPM terpilih adalah mereka yang memperoleh minimal 5% suara dari jumlah pemilih pada saat itu. Tapi jumlah mereka harus ganjil, untuk mempermudah mereka dalam mengambil keputusan nantinya. Tapi (lagi-lagi) yang saya dengar komposisi anggota DPM telah ditentukan sebelumnya oleh PPU, yaitu sebelas orang. Tak peduli ada diantara sebelas orang itu yang memperoleh kurang dari 5% suara. Aduh Pusing.

Blunder PPU tidak berhenti sampai terpilihnya Presiden dan Wakil Presiden BEM serta anggota DPM. Sekali lagi PPU melakukan hal yang sangat terburu-buru menurut saya. Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden BEM serta anggota DPM terpilih hanya berselang sehari setelah Pemilu Raya. Apakah PPU tidak memberikan kesempatan kepada orang yang ingin mengajukan protes terhadap hasil pemilu ini. Siapa tahu ada yang tidak terima dengan hasil pemilihan ini.

Tapi apa boleh buat lah. Semua sudah terjadi. Toh tulisan ini tidak akan mengubah keadaan. Yang sekarang perlu dicatat adalah jangan sampai kesalahan beruntun seperti ini terulang pada Pemilu Raya berikutnya. Saya hanya bisa berdoa semoga yang terpilih pada proses ini dapat mengemban jabatan dengan sebaik-baiknya.

Maafkan saya jika tidak ikut terlibat memilih pada pemilu kemarin. Saya tidak menggunakan hak suara saya karena saya belum melihat ada yang bisa mewakili aspirasi saya untuk memimpin KEMA fakultas tercinta ini. Lagi-lagi, maafkan saya jika saya skeptis. Tapi menurut saya, jika kita salah memilih pemimpin dan ternyata pemimpin itu berbuat salah nantinya, maka bukan hanya pemimpin tersebut yang berdosa. Kita yang memberikan suara kita untuknya pun ikut berdosa.

Semoga Tuhan merahmati kita semua.

Selasa, 13 Desember 2011

Saya Dua Tahun Lalu

20-an mahasiswa baru (maba) Fakultas Hukum Unhas sedang galau. Bukan karena takut hasil final semester perdana mereka akan jelek. Mereka resah karena beberapa hari kedepan akan menghadapi pertemuan terakhir mata kuliah bernilai "hanya" 1 SKS.  Kokurikuler (bisa disingkat Kokur) Penulisan nama Mata Kuliah tersebut. Kokur Penulisan adalah salah satu Mata Kuliah 1 SKS yang wajib diambil oleh semua mahasiswa Fakultas Hukum Unhas. Tanpa mengambil salah satu dari Mata Kuliah Kokur, anda tidak akan pernah bergelar S.H. keluaran Unhas.

Berbeda dengan Mata Kuliah lainnya, Kokur dikelola oleh pengurus UKM Fakultas Hukum Unhas. Dan Kokur Penulisan dikelola oleh Lembaga Penalaran dan Penulisan Karya Ilmiah (LP2KI) Fakultas Hukum Unhas. Kokur Penulisan tahun ini adalah yang keempat kalinya dipercayakan kepada LP2KI.

Mepetnya waktu pelaksanaan Kokur Penulisan yang hanya tiga bulan adalah penyebab utama kegalauan para peserta. Hal ini dikarenakan kacaunya sistem akademik di awal semester. Sehingga Mata Kuliah Kokur baru bisa dilaksanakan pada pertengahan semester. Ditmbah lagi intensitas pertemuan yang begitu padat, yaitu dua kali pertemuan setiap pekan. Pengurus Kokur Penulisan menerapkan jadwal seperti itu untuk mengejar materi, yang seharusnya dipersiapkan untuk satu semester penuh. Belum lagi dipertemuan akhir nanti mereka akan mempresentasikan hasil karya tulis mereka sesuai materi yang telah telah diterima.

Saya rasakan betul keresahan teman-teman peserta ini. Mereka merasa takut tidak dapat melakukan hal yang maksimal dengan keadaan akademik seperti sekarang ini. Tapi sebagai seorang yang pernah melalui proses yang sama, ada hal ingin saya bagi kepada teman-teman peserta disini.

***

Peserta Final Kokur Penulisan LP2KI Tahun 2009
 Dua tahun yang lalu...

Saya berani mengklaim diri saya sebagai orang yang memiliki jalan paling mulus pada pelaksanaan Kokur Penulisan LP2KI. Walaupun dibandingkan dengan siapa pun pada empat tahun pelaksanaan Mata Kuliah ini.

Saya sudah berkenalan dengan (orang-orang) LP2KI bahkan sebelum menginjakkan kaki di Fakultas Hukum Unhas. Ketika disodorkan untuk memilih Mata Kuliah Kokur, tanpa keragu-raguan saya memilih Kokur Penulisan LP2KI. Selain karena saya sudah kenal dengan beberapa orang di dalamnya, saya memilih Kokur ini karena memang ingin mendalami kepenulisan. Jadilah saya bersama sekitar 30-an maba menjadi peserta Kokur penulisan LP2KI di tahun 2009 tersebut.

Kokur berjalan sayapun dengan mudahnya ditunjuk sebagai ketua kelas waktu itu. Ketua kelas bertugas sebagai penghubung antara peserta dengan pengelola Kokur. Setiap ada pemberitahuan mengenai kuliah ini disampaikan melalui saya. Begitu pula dengan pengumpulan tugas dan hal-hal lainnya jadi tanggung jawab ketua kelas. Dengan begitu saya menjadi akrab dengan pengelola kokur pun dengan pengurus LP2KI. Otomatis transfer of knowledge dari senior kepada saya menjadi sangat mudah.

Saya masih ingat betul, waktu itu saya satu tim dengan rekan angkatan saya, Adliah Arif dan senior angkatan 2005 bernama Kak Yudi. Bertiga waktu itu kami menulis tentang permainan online Poker yang saat itu sangat marak di jejaring Facebook. Kami mengangap permainan Poker ini telah melanggar hukum karena secara tidak langsung ada uang yang berputar disitu. Bisa dikatakan Permainan Poker telah menjadi judi gaya baru saat itu.

Sebenarnya secara efektif hanya saya dan Adliah yang mengeksekusi karya tulis ini. Adapun Kak Yudi meminta izin untuk lebih aktif mengurus tugas akhirnya waktu itu. Ya sudahlah, Kak Yudi tidak bisa terlalu aktif, saya dan Adliah harus tetap meneruskan tulisan kami tersebut. Adliah sempat panik. Namun saya meyakinkan ditambah bantuan pembimbing yang sangat membantu, akhirnya karya tulis kami bisa selesai juga. Walaupun bisa dikatakan masih jauh dari kata sempurna.

Hari saat presentasi pun tiba. Hari itu masih ada saja hambatan. Power Point kami belum terlalu siap. Latihan bersama pun baru sekali dilakukan. Untuk mengatasi itu, saya dan Adliah datang ke kempus pagi sekali. Presentasi akan dumulai pukul 9. Berarti kami masih memiliki waktu latihan sekitar dua jam. Kak Yudi yang semulai mengkorfirmasi akan datang mengurungkan niatnya karena harus bertemu dosen pembimbing hari itu. Oke (lagi-lagi) tak mengapa, saya dan Adliah mempersiapkan formasi presentasi untuk dua orang saja.

Ujian tak berhenti sampai disitu. Pada saat pencabutan urutan presentasi kami mendapatkan giliran paling akhir. Itu berarti kami harus menunggu lagi dan akan mengalami ketegangan yang paling lama pula. Tapi kami berusaha untuk tetap tenang. Pali tidak dengan urutan terakhir itu, kami akan bisa mencuri-curi waktu latihan lebih lama. Walaupun tidak akan berarti.

Saya yakin Tuhan telah mengatur kejadian ini sedemian rupa. Pada saat giliran kami yang presentasi, ternyata tak ada halangan yang berarti. Semuanya berjalan dengan dengan begitu mudah. Kami mempresentasikan tulisan kami dengan cukup baik. Ini terbukti dengan pujian yang diberikan oleh tim penguji. Menurut mereka, tulisan kamilah yang terbaik hari itu. Gemuruh tepuk tangan teman-teman peserta lainnya pun mengiringi kami kembali ketemu duduk. Puas rasanya. Ini adalah Karya Tulis saya yang pertama dan langsung dianggap bagus. Entah saya beruntung atau apa. Yang jelas, lagi-lagi saya meyakini Tuhan telah mengatur semua ini.

***

Yang saya inginkan adalah teman-teman peserta Kokur tahun ini dapat menangkap sesuatu dari kejadian yang telah saya alami dua tahun yang lalu tersebut. Bahwasanya untuk mencapai sesuatu, proses niscaya harus kita lalui. Hargailah dan nikmatilah proses itu. Karena sebenarnya bukan hasil yang ingin kami tekankan di Kokur ini. Tapi belajar menghargai proses untuk meraih hasil itulah yang ingin kami tumbuhkan pada kalian semua.

Oke, mungkin kalian berfikir jalan kalian tidak semulus yang pernah saya lalui. Tapi saya yakin, Tuhan juga bekerja pada proses yang kalian lalui ini. Seperti Tuhan telah menuntun saya waktu itu. Tentu dengan cara yang  berbeda dong. Tentu Tuhan telah mempersiapkan sesuatu untuk kalian semua. Mungkin lebih indah. Tinggal bagaimana cara kalian untuk menggapainya.

Tentu tak ada hasil tanpa keringat bukan.

Terakhir ingin saya katakan, tiap-tiap dari kita tentu punya cara sendiri untuk berguna. Dan menulis adalah cara yang sunyi. Tak banyak yang bertahan dengan cara ini. Hanya yang punya keteguhan dan idealisme yang akan lolos dari proses seleksi alam ini. Semoga kita semua termasuk yang berguna untuk sekeliling dengan berfikir dan menulis.

Senin, 12 Desember 2011

Tintin di Indonesia

Sumber gambar dari sini

Pada komik Tintin episode Vol 714 pour Sidney yang terbit pada tahun 1968, digambarkan Tintin bersama Kapten Haddock dan Profesor Calculus sempat menginjakkan kaki di Indonesia. Waktu itu Tintin dan kedua rekannya tersebut mendarat untuk transit di Jakarta saat menuju Australia.

Tintin adalah komik seri ciptaan George Remy atau lebih dikenal sebagai Herge. Dalam komik tersebut, Tintin digambarkan sebagai wartawan muda yang yang meliput peristiwa-peristiwa di berbagai negara. Dalam penugasan tersebut Tintin selalu terlibat dalam intrik-intrik internasional yang membahayakan dirinya. Hal itulah yang membuat komik Tintin begitu menarik dan selalu dinanti oleh jutaan penggemarnya di seluruh dunia.

Michael Far dalam bukunya Tintin: The Complete Companion, menuliskan bahwa Herge sang pembuat komik Tintin selalu meniliti segenap aspek visual suatu tempat sebelum ia menggambarkannya. Kalau memang benar seperti itu, berarti Herge betul-betul pernah menginjakkan kaki di Indonesia. Tentu ini patut dibanggakan ya :))

Minggu, 11 Desember 2011

10 Desember

Dunia merayakan Hari Hak Asasi Manusia tanggal 10 Desember hari ini. Tapi lebih dari itu, 10 Desember berarti ganda buat saya. Tepat setahun yang lalu, saya mendapat hidayah untuk ngeblog kembali. Blog ini lahir pada 10 Desember 2010, tepat setahun yang lalu. Selain itu, ada hal istimewa yang hampir terlupakan. Ternyata 10 Desember adalah hari lahir adik laki-laki pertama saya. Celakanya saya baru tersadar dini hari tadi, saat membuka Facebook. Apapun itu, saya bersyukur karena masih diingatkan, walaupun melalui situs jejaring sosial yang hampir saya tinggalkan tersebut.

Untuk merayakan dua hal istimewa tersebut, saya akan ceritakan satu-satu disini.

Seperti yang saya tulis pada postingan perdana setahun yang lalu, komitmen untuk kembali ngeblog lah yang menjadi orang tua dari lahirnya blog ini. Jujur saja saya iri. Saya iri kepada teman-teman yang punya blog dan menulis apapun yang  disuka pada blog mereka. Menurut saya mereka keren. Dan karena saya juga ingin terlihat keren akhirnya saya kembali ngeblog dan berjanji untuk tidak meninggalkannya lagi. Sebelumnya saya pernah punya blog. Tapi saya belum serius waktu itu.

Sepanjang setahun ini sebenarnya saya tidak rajin-rajin amat mem-posting. Hanya sekitar 90-an postingan yang saya hasilkan. itupun sebagiannya hanya berupa postingan yang sangat singkat dalam bentuk quotes atau pun foto-foto yang saya suka. Itu karena rutinitas sebagai mahasiswa yang menyita waktu paling banyak saya tahun-tahun ini. Jadilah postingan yang terbit adalah postingan yang tanpa melalui perencanaan. Semuanya spontan, keinginan pada saat itu saja. Karena itu jadilah postingan yang apa adanya. Namun semoga tidak 4L4Y ya. Hehehe...

Untuk itu, doakan lah agar blog ini memposting lebih banyak lagi di tahun-tahun berikutnya. Dan semoga postingannya lebih bermutu lagi.

***

Dini hari tadi saya tiba-tiba terbangun. 3.15 terlihat di jam alarm saya. Selepas dari kamar kecil saya tak tahu lagi mau melakukan apa. Mata saya sudah terlanjur tidak mau tertutup lagi. Akhirnya saya putuskan untuk membuka notebook dan mengaktifkan wifi. Saat membuka akun Facebook dan saya menemukan bahwa adik laki-laki kedua saya hari ini berulang tahun. Sebelumnya memang saya tidak pernah menghafal secara detail tanggal ulang tahun adik-adik saya. Tapi sepertinya hari ini Tuhan telah mengatur itu semua.

Wahyullah nama adik saya itu. Seperti anak laki-laki bugis kebanyakan ia lebih akrab dengan panggilan Aco. Aco adalah anak ketiga dalam keluarga saya. Saya adalah anak paling tua dalam keluarga. Selain itu saya memiliki satu adik perempuan sebagai anak kedua dan lelaki jagoan sebagai anak bungsu. Saat lahir Aco sangat dimanja. Hal itu berlaku sampai kini. Bukan iri tapi saya merasa memang ia mendapat perlakuan khusus, terutama dari bapak. Alasannya, Aco lahir pada saat bapak mendapatkan pekerjaan yang lebih baik lagi. Waktu itu tahun 1994.

Tahun lalu terakahir saya bertemu dengan adik saya ini. Waktu itu saya pulang ke Kota Tarakan saat libur semester. Waktu itu ia telah kelas tiga SMP dan tubuhnya telah lebih tinggi dari saya. Saya memanfaatkan dia untuk menemani berkeliling melihat wajah Kota Tarakan, yang perasaan terlalu cepat berubah. Ia telah memasuki masa pencarian jati diri waktu itu. Mulai memakai skinny dan kaos distro. Mulai memasang lagu-lagu keras khas anak Tarakan di ponselnya. Dan sepertinya ia sudah mulai mencoba-coba untuk merokok. Sejujurnya saya tidak suka kalau ia merokok.

Tapi tentu ada hal yang bisa dibanggakan dari dirinya. Di dalam rumah, saya melihat sebuah piala yang terpajang disebuah lemari. Dan piala tersebut atas namanya. Ternyata baru-baru saja Aco menjadi juara turnamen bulutangkis antar antar kecamatan pada acara tujuh belasan. Aco juga telah terdaftar di sebuah klub bulungkis. Disana ia rutin latihan.

Untuk urusan akademik Aco cukup baik. Saat itu ia bersokolah di SMP terfavorit di Kota Tarakan. Ia mengikuti jejak kakaknya ini. Saya adalah alumni sekolah tersebut dan sempat menjadi pengurus OSIS selama dua tahun. Saya sangat akrab dengan guru-guru di sekolah tersebut. Karena hal itu, Aco merasa tidak nyaman. Karena oleh guru-guru disana ia selalu dihubung-hubungkan dengan saya.

Sekarang Aco telah SMA. Kabar yang saya dapat dari Mamak, ia tidak diterima di SMA Negeri dan harus masuk SMA swasta. Kata Mamak, ia semakin nakal dan sangat suka keluar rumah. Saya sempat menghubungi Aco melalui telepon. Saya menanyakan perihal resahnya mamak atas kelakuannya akhir-akhir ini. Waktu itu ia memberikan konfirmasi bahwa sebenarnya tidak berubah. Dia masih seperti yang dulu. Masih rajin ke sekolah tanpa pernah bolos. Ia mengangap nasibnya yang bersekolah di SMA swasta hanya soal takdir. belum tentu anak-anak yang diterima di SMA unggulan tersebut lebih pintar dari dirinya. Saya hanya bisa tersenyum mendengar alasannya tersebut.

Tapi apapun itu, yang patut saya syukuri adalah Aco masih mau sekolah. Walaupun bukan di sekolah yang diinginkan mamak. Semoga ia masih mau terus melanjutkan studinya setelah lulus SMA nanti. Untuk saat ini hanya doa yang bisa saya kirimkan kepada Aco. Tapi berencana mengirimkannya sesuatu. Sesuatu yang semoga bisa lebih menyemangatkannya dan menemukan jati diri.

Selamat ulang tahun Aco. Sehat selalu. Baik-baik disana. Salam buat Mamak, Bapak, Uli dan Kandi.

Selamat #1thnDaengOpu





Sabtu, 10 Desember 2011

Ngeblog adalah HAM!

Selamat Ulang Tahun Pertama Daeng Opu
Dan Selamat Hari Hak Asasi Manusia
10 Desember 2011

Selasa, 06 Desember 2011

Buah Tangan yang Sama

Setahun yang lalu saya berkesempatan untuk mengikuti sebuah pelatihan menulis di Bogor dan Jakarta. Sepulangnya dari sana saya membawa lumayan banyak buku. Ada belasan mungkin. Satu diantara buku yang saya bawa tadi saya berikan kepada teman saya, Yupitasari atau Upi. Waktu itu, selama seminggu saya meninggalkan Makassar, Upi telah menjalankan tugas saya sebagai penanggung jawab pelatihan kepenulisan untuk mahasiswa baru di kampus. Saya masih sangat ingat buku yang saya berikan kepada Upi waktu itu. Catatan Pinggir jilid ke-7, kumpulan esai milik si dukun bahasa: Goenawan Mohamad.

Tahun ini, teman saya lainnya, Radillah atau Kyo yang berkesempatan untuk mengikuti pelatihan menulis seperti yang saya ikuti setahun yang lalu. Hanya, yang saya dengar konsep dari pelatihan menulis tahun ini sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya. Sepulangnya Kyo dari pelatihan menulis di Jakarta tersebut, saya mendapatkan kabar gembira. Oleh panitia pelatihan menulis tersebut, saya dikirimi sebuah flashdisk dan buku lewat Kyo. Dan kemarin kedua barang tersebut telah saya terima. Sebuah flashdisk berwarna hitam dengan tempatnya yang sebesar tablet pc. Juga sebuah buku yang berjudul Catatan Pinggir jilid ke-7-nya Goenawan Mohamad. Buku dengan judul sama dengan yang saya berikan kepada Upi tahun lalu. Kecewa? Tentu tidak. Saya belum punya buku Goenawan Mohamad yang ini kok. Sudah setahun ini saya menjadi penikmat tulisan-tulisan Goenawan Mohamad.

Saya harus berterimakasih karena telah diberi flashdisk dan buku ini. Terimakasih kepada Kyo yang telah membawakan. Terimakasih kepada panitia Kemah Menulis KEM 2011 yang masih ingat dengan saya dan memberikan buah tangan dari Jakarta ini. Sekali lagi, Terima Kasih. Saya senang sekali :))

Pet War

Make sure your pet be the last one standing triumphant! Move your pet, bump the aim, flee to safety zone.. It's fun, hilarious, and full of revenge...!
Sudah beberapa hari ini saya dan beberapa teman keranjingan sebuah permainan kartu. Bukan kartu remi tentunya ya. Nama resmi permainannya adalah Pet War Card Game. Seorang adik angkatan yang memperkenalkannya kepada kami. Ulfa nama adik angkatan kami itu. Ia mendapat tahu tentang permainana ini dari komunitasnya. Canvas Ranger kalau tidak salah nama komunitasnya itu.

Dari namanya, permainan ini kebaratan sekali ya? Gambar tokoh dan pet-nya pun sangat manga, kartun khas Jepang itu. Manual dari permainan ini juga dalam Bahasa Inggris. Tapi tahukah kalian kalau ternyata permaianan ini asli buatan anak negeri sendiri. Hebat ya, mereka yang punya ide membuat permainan sekeren ini.

Permainan ini sangat seru menurut saya. Saya rasa teman-teman sepermainan juga sepakat dengan saya. Bukti dari serunya permainan ini adalah kami selalu ketagihan untuk terus memainkannya. Tak peduli waktu-waktu saat ini adalah masa Ujian Akhir Semester. Kami tetap menyempatkan untuk bermain. Adapun bagi pasangan Shawir dan Nia yang sedang masa penyusunan tugas akhir, permainan ini berguna untuk mengusir rasa stress. Mereka melupakan sejenak beratnya pengurusan tugas akhir kala bermain bersama kami.

Soal cara bermainnya, tak perlulah saya menjelaskannya disini. Karena permaianan ini cukup ribet untuk dijelaskan. Kalaupun saya menjelaskannya, saya rasa tidak akan efektif bagi kalian. Kalau penasaran langsung saja cari tahu di @PetWarCardGame.

Selamat mencari tahu. Selamat bermain. Dan selamat menjadi anak kecil kembali kawan-kawan :D

Sabtu, 03 Desember 2011

Lagu Kala Hujan

Akhir tahun bukan hanya soal persiapan Natal dan Tahun Baru. Bagi masyarakat Indonesia, akhir tahun adalah juga soal akhir dari penantian panjang. Ada yang baru datang di akhir tahun setelah dinanti berbulan-bulan, yaitu hujan. Banyak hal yang datang bersama dengan datangnya hujan: Kesejukan, ketentraman, juga terkadang kegelisahan. Sebaliknya pasti akan ada yang pergi seiring dengan berjatuhannya titik-titik air hujan tersebut.

Ini hasil pengamatan pribadi saya terhadap orang-orang sekitar, baik melalui jejaring sosial maupun kehidupan sesungguhnya. Ada yang begitu bahagia dengan datangnya hujan, karena musim panas telah berlalu. Ada yang mulai (kalau kata anak muda jaman sekarang) meng-galau kala hujan. Bahkan ada seorang teman yang menjadikan momen musim hujan untuk balikan dengan pacarnya. Macam-macam saja ya.

Bagi saya sendiri tidak ada hal spesial di musim hujan. Kegiatan yang saya lakukan pun sama saja dengan kegiatan di musim panas. Di waktu weekday, saya tetap harus bangun pagi, pergi kuliah dan mengerjakan tugas-tugas. Weekend tiba giliran nyuci dan bersih-bersih kamar yang menjadi kewajiban.

Hal yang berbeda mungkin hanya soal musik yang akan rutin didengar. Jika di luar musim hujan, genre musik yang saya dengar lebih bervariatif, nah, di musim hujan ini akan lebih asyik kalau mendengarkan musik yang bertempo lambat. Musik jenis ini sangat mendukung suasana menurut saya. Tapi jangan sampai terbawa suasana dalam beraktifitas. Bisa-bisa semua pekerjaan ikut terganggu.

Berikut ini lima buah lagu kesukaan saya kala hujan tahun ini. Kesemuanya adalah lagu-lagu dari para musisi tanah air. Memang akhir-akhir ini saya lebih suka mendengarkan musik-musik dalam negeri. Empat diantaranya memakai kata "hujan" sebagai judul. Tapi tidak berarti semua lagu yang berjudul menggunakan kata "hujan" saya sukai. Tentu lagi-lagi karena perbedaan selera ya. Tidak perlu diperdebatkan. Karena memang, "Selera tidak dapat diperdebatkan."

Ini dia lima lagu kala hujan favorit saya:

Quasi - Pelangi Selepas Hujan

Bulan lalu, bertepatan dengan awal musim hujan 2011 grup post-rock asal Yogyakarta merilis single baru bebas unduh berjudul "Pelangi Selepas Hujan." Quasi memperhitungkan betul momen untuk membagi secara gratis lagu mereka. Lagu ini langsung klop dengan momen. Jka musim hujan ini adalah sebuah film maka lagu ini sangat cocok untuk  menjadi sound track-nya

Bercerita tentang kebahagiaan dengan datangnya musim hujan yang telah begitu lama dinanti. Suara Iwan Aryanto sang vokalis memang selalu memberikan warna tersendiri pada tiap-tiap lagu Quasi. Pun pada lagu ini, Iwan melaksanakan isian vocal dengan sangat baik. Suaranya cempreng namun sangat enak didengar karena begitu menyatu dengan musik.

Yang saya sukai dari lagu ini adalah, lagu ini tidak terlalu mendayu. Juga musik mengawang khas Quasi masih terasa di lagu ini. Sangat bisa memberikan semangat kala hujan turun.
Telah lama ku nanti musim-mu kan berganti
Memecah rindu membasahi ruang hijau berseri
Seketika indah warnamu membentang sempurna
Frau - Mesin Penenun Hujan

Jika ada wanita yang bisa menghibur saya saat berhadapan dengan hujan yang begitu menjengkelkan, Frau lah orangnya. "Mesin Penenun Hujan" sebenarnya sudah saya nikmati sejak pertama kali dirilis di pertengahan 2010 yang lalu. Lagu ini kembali intens saya dengar setiap waktu senyap termasuk ketika hujan. Lagunya begitu menentramkan.

Lagu ini tercipta dari imajinasi Leilani Hermiasih alias Frau yang membayangkan rintikan hujan sebagai mesin penenun. Lirik lagunya begitu puitis yang memang menjadi ciri khas pada tiap lagu Frau. Ditambah dengan permainan piano yang begitu ciamik membuat lagu ini salah satu lagu kala hujan terbaik bagi saya.
Kau sakiti aku, kau gerami aku
Kau sakiti, gerami, kau benci aku
Tetapi esok nanti kau akan tersadar
Kau temukan seorang lain yang lebih baik
Dan aku kan hilang. Ku kan jadi hujan
Tapi takkan lama, ku kan jadi awan
Koil - Lagu Hujan

Band keras Koil tenyata juga mendapatkan inspirasi untuk membuat lagu tentang hujan. Jika pada lagu-lagu Koil yang lainnya selalu penuh emosi dan bertenaga, lagu ini terdengar berbeda. Dibuka dengan permainan gitar yang menarik. Lalu mulai muncul suara-suara instrumen elektronik yang semakin menambah kaya lagu ini.

"Lagu Hujan" menarik karena bercerita tentang hujan yang menjadi tempat perhentian. Dalam hidup ada kala dimana kita harus berhenti sejenak dari segala rutinitas. Untuk selanjutnya berpindah kepada rutinitas yang lainnya.
belum berhenti…
begitu derasnya hujan ini
mulai terangkai angan
menyusun beling beling kenangan
banyak ilusi...
banyak yang sudah teralami
begitu banyak gembira 
hanya kecewa tertanam di hati

Efek Rumah Kaca - Desember


Tiap tahunnya, "Desember" saya nobatkan sebagai anthem of end year. Lagu ini sangat berkesan sejak pertama saya mendengarkannya ketika SMA. Seperti biasa, Efek Rumah Kaca tidak pernah membuat lagu yang mengecewakan. Cholil, Adrian dan Akbar selalu dapat merangkai musik dan syair menjadi lagu yang enak didengar.

Desember adalah lagu hujan terbaik menurut saya. Juga bagi banyak orang tentunya. Karena memang lagu ini menampilkan perpaduan yang begitu mantap. Antara musik minimalis yang begitu menawan dan syair lagu yang sangat dalam. Lagu ini semacam ode untuk suasana selepas hujan. Hujan memang selalu dinanti. Tetapi klimaks akan selalu terjadi saat setelah hujan.


Aku selalu suka sehabis hujan di Bulan Desember.
Seperti pelangi setia menunggu hujan reda.
Efek Rumah Kaca - Hujan Jangan Marah

Lagu "Desember" memang lagu hujan terbaik. Tapi "Hujan Jangan Marah" memiliki sesuatu yang membuatnya istimewa. Kalau Desember terkesan datar, lagu ini lebih variatif. Pelan di awal namun sangat bertenaga di bagian akhir. Liriknya juga sangat ciamik. Dari segi inilah lagu yang terdapat pada album "Kamar Gelap" ini tidak kalah dengan lagu-lagu Efek Rumah Kaca yang lainnya seperti "Desember" dan "Melankolia." Lagu ini adalah doa. Menurut sumber yang saya baca, lagu ini memang dibuat ditengah bencana banjir besar yang melanda Jakarta ketika itu. Teriakan "Hujan Jangan Marah" pada lagu ini mengambarkan dengan jelas keadaan waktu itu.

Bagian yang paling saya suka dari lagu ini adalah liriknya yang begitu puitis. Tentu tidak mudah membuat lirik lagu seperti ini. Tapi Cholil dkk selalu bisa menciptakan lagu yang keren tanpa kesan sok pintar atau pun sok menggurui.
Lihatkah? aku pucat pasi, sembilu hisapi jemari
Setiap ku peluk dan menangisi hijau pucatnya cemara
Yang sedih aku letih
Dengarkah? Jantungku menyerah, terbelah di tanah yang merah
Gelisah dan hanya suka bertanya pada musim kering
Melemah dan melemah
Hujan, hujan jangan marah...