Sabtu, 11 Mei 2013

Totaalvoetbal: Orang Tua Taktik Sepakbola Post-Modern

 
Skuad Timnas Belanda di Piala Dunia 1974
Sudah sejak beberapa tahun belakangan ini, perhatian seluruh penikmat sepakbola dunia sedang tertuju pada klub Barcelona. Tim asal Catalan, Spanyol ini memukau semua orang dengan permainan yang begitu atraktif dan menghibur. Senjata utama mereka, tentu saja taktik yang begitu sempurna: Tiki-Taka.

Sejatinya, Tiki-Taka bukanlah taktik kemarin sore dan menjadi mapan dalam waktu sekejap dalam beberapa tahun belakangan ini saja. Tiki-Taka lahir dan berevolusi dari sebuah strategi bermain yang sudah cukup berumur. Orang tua dari Tiki-Taka tersebut adalah sebuah strategi klasik yang berasal dari negeri kincir angin, Belanda, yaitu Totaalvoetbal.

Totaalvoetbal atau yang lebih dikenal sebagai Total Football adalah gaya bermain sepakbola yang mengandalkan semua lini untuk menciptakan gol. Taktik ini memberikan ruang selebar-lebarnya kepada semua pemain untuk bergerak dan saling bertukar posisi. Kunci dari gaya bermain ini adalah penguasaan bola, kelincahan dalam mengoper serta kecepatan untuk berpindah posisi. Dan tentu saja semua itu dibungkus dengan teknik mumpuni dari semua pemain yang menjalankannya. Dengan begitu, tim lawan akan sangat kebingungan dan kewalahan dalam menghadapi strategi ini.

Total Football pertama kali diperkenalkan oleh seorang pelatih berkebangsaan Belanda bernama Rinus Michels pada akhir tahun 1960-an. Rinus Michels menerapkan taktik ini untuk pertama kalinya kepada klub Ajax Amsterdam. Langkah tersebut meraih sukses besar. Ajax Amsterdam menjadi salah satu klub terkuat di Eropa pada saat itu. Dalama dua musim saja The Amstedamer (julukan bagi Ajax Amsterdam) berhasil meraih juara di berbagai kompetisi, baik lokal maupun di level Eropa. Tak hanya itu, mereka juga berhasil mencatat rekor kemenangan kandang secara beruntun sebanyak 46 kali pada musim kompetisi 1971-1972 dan 1972-1973.

Taktik ciamik tersebut lalu diadopsi oleh Tim Nasional Belanda untuk menghadapi Piala Dunia 1974 yang dihelat di Jerman Barat. Rinus Michels, sang pencipta Total Football ditunjuk menjadi pelatih Der Oranje (julukan Tim Nasional Belanda). Selama kompetisi, Total Football ala Tim Nasional Belanda kembali memukau penonton. Dengan mengandalkan Johan Cruyff, penyerang sekaligus kapten kesebelasan sebagai poros utama permainan, Belanda mengalahkan negara-negara adidaya dalam dunia sepakbola. Uruguay, negara dengan dua titel juara dunia, dicukur 2-0 di babak penyisihan. Tim sekuat Argentina dipermalukan tanpa ampun dengan skor telak 4-0. Dan merekapun melaju ke partai final setelah mengalahkan sang juara bertahan, Brazil, dengan skor meyakinkan 2-0.

Sayang, Belanda tak cukup beruntung untuk menjadi kampiun Piala Dunia 1974. Langkah sensasional mereka dihentikan oleh sang tuan rumah, Jerman Barat di partai puncak. Jerman Barat yang dipimpin oleh legenda terhebat mereka, Franz Beckenbauer, berhasil menghentikan kecanggihan Total Football lewat taktik pertahanan yang begitu rapat. Belanda pun gagal menjadi juara setelah dikalahkan dengan skor tipis 2-1. Satu-satunya kekalahan mereka di turnamen tersebut.

Barcelona boleh saja mengakui Tiki-Taka sebagai taktik terhebat dalam sepakbola saat ini. Tapi mereka tak dapat memungkiri bahwa gaya tersebut dikembangkan oleh pelatih-pelatih Belanda pemuja Total Football yang sempat melatih Barcelona, diantaranya Johan Cruyff, Louis Van Gaal hingga Frank Rijkaard. Pep Guardiola hanya menyempurnakan strategi tersebut.

Dapat dikatakan bahwa Total Footbal yang berasal dari Belanda merupakan “orang tua” bagi banyak taktik sepakbola post-modern saat ini. Dan Tiki-Taka adalah contoh terbaik bagi pengapdosian taktik ciamik tersebut.

*Tulisan ini diikutkan pada Kompetiblog 2013 yang diselenggarakan oleh nesoindonesia.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar