Gambar dipinjam dari sini |
Kemarin (28/03), Francesco Totti sedang berbahagia. tepat 20 tahun yang lalu ia memulai jalan menjadi pemain sepakbola besar lewat debut profesionalnya melawan Brescia. Tak mudah menemui pemain yang bisa bertahan lama dan terus berada pada performa terbaik di tengah cepatnya regenerasi pemain saat ini. Semua orang terkagum. Semua memberi selamat.
Ucapan paling menarik datang dari Gianluigi Buffon, kolega sekaligus lawan berat bagi Totti selama menjalani karir sepakbolanya. Tepat di hari bahagia tersebut, Buffon menulis sepucuk surat untuk sang Pangeran Roma ini. Bagi saya, isi surat tersebut sungguh istimewa. Buffon menyampaikan ucapan selamat sambil mengingat beberapa kenangan yang telah mereka lalui bersama, baik sebagai kawan juga lawan. Sangat menarik sekaligus mengharukan. Saya rasa, Buffon menunjukkan sisi romantisnya pada surat tersebut.
Ini dia surat dari Buffon untuk Totti Tersebut;
“Dear Francesco, kau telah mencatatkan sejarah di persepakbolaan Italia. Dua puluh tahun di Serie A adalah pencapaian yang luar biasa… Dalam pikiranku aku masih memiliki ingatan jelas akan gol pertamamu di pertandingan Roma-Foggia.
Kita adalah teman, kau tahu betapa pedulinya aku akan dirimu. Kita memulai perjalanan bersama-sama di tim U-15. Kita memiliki beberapa tahun yang luar biasa bersama di tim nasional dan kita terus bertemu sebagai lawan di Serie A.
Kau sering mencetak gol ke gawangku (10 kali tepatnya, sebanyak itulah gol yang kau sarangkan) seperti seorang juara yang telah melupakan persahabatan kita. Kemudian, saat peluit akhir berbunyi, ada senyum lagi di antara kita seperti ketika aku menggagalkan sebuah penalti yang aku takutkan akan kau chip -penyelamatan atas tendanganmu membuatku sedih.
Kita berasal dari generasi yang beruntung. Benar adanya bahwa setiap musim setelah usia 30 tahun sepadan dengan tujuh musim, namun kau sepertinya menjadi tambah muda ketimbang menua.
Kau telah menuliskan sejarah sepakbola Italia di masa kini dan masa depan nanti -kau adalah pemain yang tak dapat diragukan. Dan untukku, kau akan tetap menjadi seorang Azzuro. Sebuah pelukan dari temanmu, Gigi.”