Minggu, 01 Januari 2012

Terbaik Terbaik 2011

Hal pertama yang ingin saya lakukan pada catatan kali ini pastilah mengucapkan selamat tahun baru 2012. Semoga 2011 teman-teman menyenangkan. Dan mari berharap, semoga 2012 kita lebih menyenangkan lagi. Amin..

Kalaupun ada momen tidak menyenangkan, menjengkelkan, bikin sakit hati atau apalah itu, pasti tidak akan saya ceritakan disini. Ya, untuk apa juga dicerikan. Toh masih terlalu banyak hal-hal yang baik dan menyenangkan yang sangat patut untuk dibagikan.

Nah, hal itulah yang di hari pertama di tahun baru ini yang ingin saya ceritakan. Ada banyak hal menyenangkan, atau dalam hal ini saya anggap terbaik yang terjadi dalam setahun kemarin dalam hidup saya. Mulai dari musik, buku, film sampai esai. Mungkin terbaik versi saya ini terasa biasa-biasa saja oleh orang lain. Tapi yang perlu saya tekankan disini adalah, pemilihan terbaik ini bersifat sangat personal. Tanpa tendensi dan murni pilihan saya sendiri. Jadi jika ada tidak terima dengan pilihan saya, mari buat ‘Terbaik-Terbaik 2011’ versi kalian sendiri.

Ini dia ‘Terbaik-Terbaik 2011’ versi saya:

Album terbaik: Lesson #1 – Sir Dandy

Rolling Stone Indonesia bahkan tidak memasukkan album ini pada deretan 20 Album Indonesia Terbaik 2011. Tapi kuping saya kok menyatakan rilisan dari Sir Dandy inilah yang terbaik. Lesson #1 adalah tipikal album yang unik. Liriknya bercerita tentang hal remeh temeh yang biasa dijumpai di kehidupan sehari-hari. Mulai dari pertemanan, sosok pahlawan sampai semrawutnya lalu lintas kota akibat bejibunnya jumlah motor di jalanan. Ditulis dalam bentuk jenaka dan diiringi dengan alunan gitar yang begitu sederhana bahkan berkunci itu-itu saja di semua lagu. Beginilah tipikal album yang saya sukai. Sederhana namun tetap cerdas dan pastinya selalu menyenangkan untuk didengarkan.

Lagu Terbaik: Juara Dunia – Sir Dandy

Lagu terbaik tentu hadir dari album terbaik dong. Dan lagu terbaik di album Lesson #1 adalah Juara Dunia. Seperti yang sudah pernah saya katakan, lagu ini adalah lagu nasionalisme yang berbeda. Bercerita tentang petinju kebanggaan masyarakat Indonesia, Chris John. Ditengah rasa frustasi atas menyedihkannya prestasi olahraga kita, Chris John hadir sebagai penyelamat kebanggaan. Dia kan juara dunia tinju yang berhasil mempertahankan gelarnya paling lama dibanding petinju mana pun saat ini. Sungguh Sir Dandy tidak berlebihan membuatkan lagu khusus untuk juara dunia dari Indonesia ini. Sikat Jon!

Konser Terbaik: Shopping Concert Chambers Yes 2011

Tidak banyak konser yang saya datangi selama 2011. Dari sedikit konser yang saya tonton tahun lalu, saya memilih Shopping Concert Chambers Yes 2011 sebagai yang terbaik. Lebih tepatnya, konser yang dilaksanakan pada 30 Desember 2011 ini terasa istimewa bagi saya. Saya menonton konser ini beramai-ramai dengan teman-teman terbaik. Lalu headliner utama pada konser ini adalah band yang paling berpengaruh dalam hidup saya yaitu Efek Rumah Kaca. Satu lagi, untuk konser kali ini juga saya menjalankan tugas pertama saya sebagai kontributor sebuah webzine. Ah, sungguh istimewa konser ini.

Film Terbaik: Insidious

Jumat, 1 Juli 2011 mungkin adalah hari terhoror dalam hidup saya. Hari itu seorang diri saya ke toko buku untuk mencari bahan bacaan untuk seminggu. Tapi entah kenapa saya tersesat ke bioskop yang tepat berada disamping toko buku yang telah saya kunjungi tersebut. Lihat-lihat, akhirnya pilihan saya jatuh pada film setan berjudul Insidious. Film ini sangat pandai mengatur tempo ketakutan penontonya. Di awal, film ini sangat tidak berpontensi menjadi film paling menakutkan. Di pertengahan barulah penampakan mulai terlihat. Itupun masih jarang. Tapi disetiap kemunculan itu mengahadirkan kengerian yang luar biasa. Klimaks dari film ini adalah bagian paling menakutkan. Ketika setan berwarna merah menampakkan dirinya. Hah, waktu itu betul-betul menjadi satu setengah jam paling menakutkan dalam hidup saya.

Video Terbaik: Homeland

Dua tahun belakangan ini saya sangat senang menonton video (film) berdurasi pendek atau kurang dari tiga puluh menit. Video jenis ini sangat menarik menurut saya. Menekankan pada ide cerita dan teknik pengambilan gambar. Untuk tahun ini saya memilih Homeland sebagai video terbaik. Video buatan web travel, Hifatlobrain ini sungguh keren. Bercerita tentang seorang pemuda yang melakukan perjalanan jauh untuk pulang ke rumah. Ditengah perjalanan banyak hal yang ia jumpai. Mulai dari penampakan alam yang indah, sampai keramahan orang-orang yang ia jumpai di perjalanan. Selain itu, video yang dibuat untuk menyambut lebaran ini memiliki gambar yang begitu memesona. Sungguh benar apa yang dikatakan pada video ini, “No one realizes how beautiful it is to travel until he comes home.”

Buku Terbaik: Madre – Dewi ‘Dee’ Lestasri

Saya mulai jatuh cinta dengan tulisan-tulisan Dee ketika membaca Filosofi Kopi. Kumpulan tulisan (cerpen, puisi, prosa) ini sungguh keren menurut saya. Cara bercerita Dee sangat menarik. Sederhana namun tidak terduga sama sekali. Ia sangat menguasai setiap detail cerita yang akan ia bangun. Dan kepandaian Dee dalam bercerita berlanjut pada buku terbarunya, Madre. Seperti pada Filososfi Kopi, pada Madre Dee merangkai cerita dari hal-hal yang sederhana. Tapi dari hal-hal sederhana tadi akan terjalin cerita yang sangat luar biasa. Keempat belas tulisan dalam buku ini sangat layak dibaca dan buku ini wajib berada di rak buku kalian yang mendambakan karya sastra yang keren namun tetap sederhana.

Esai Terbaik: Making Punk A Threat Again – Morgue Vanguard

Banyak orang yang jengkel dengan perlakuan diskriminasi Polisi Syariah Aceh terhadap orang-orang yang tergabung dalam Komunitas Punk disana. Saya termasuk kedalam orang-orang yang jengkel tersebut. Bagaimana tidak, atas nama menegakkan Syariat Islam aparat pemerintah tersebut melanggar hak kebebasan berekspresi seseorang yang jelas-jelas dijamin oleh konstitusi kita. Banyak tulisan yang terbit memprotes tragedi ini. Dari sekian banyak tulisan protes tersebut, saya memilih sebuah esai dari Morgue Vanguard atau dikenal juga sebagai Ucok Homicide sebagai yang terbaik. Esai yang berjudul Making Punk A Threat Again tersebut memandang permasalahan ini dari dua arah. Kalau tulisan sejenis hanya menyalahkan pihak aparat, esai ini juga menyindir pihak Komunitas Punk itu sendiri. Morgue Vanguard menganggap kebanyakan anak punk kini telah kehilangan jati diri mereka. Padahal pilihan untuk menjadi seorang Punk datang dari keyakinan bahwa kemerdekaan diri adalah sebuah keniscayaan. Tapi yang terjadi di Aceh adalah penghianatan melalui jalan terima saja dilakukan seperti itu.

8.             Makanan Terbaik: Coto Gagak

Pada suatu malam entah kenapa saya dan beberapa orang teman keroncongan bersama. Dan malam itu kami begitu kompak untuk mencari makanan istimewa. Pilihan awal jatuh pada Palubasa Serigala yang legend itu. Setibanya di lokasi makan paling hangat dibicarakan itu, ternyata tempat itu sudah tutup. Indra menyarankan kami untuk makan coto saja. Katanya ada coto terdekat yang juga berlabel legend bernama Coto Gagak. Ah, sebenarnya saya punya pengalaman tidak mengenakkan dengan jenis makanan satu ini. Saya pernah tiba-tiba sakit setelah menyantap makanan paling khas Makassar tersebut. Tapi Indra menjamin coto ini beda. Setibanya kami disana langsung saja kami memesan seporsi satu orang. Ketika mencicipinya pertama kali, benar saja, coto ini begitu nikmat walau belum diracik dengan garam dan sambal. Kuahnya memang sudah gurih. Dagingnya terasa lebih nikmat di lidah. Harganya lebih mahal sedikit dari coto lainnya. Tapi itu sepadan kok dengan sensasi nikmat yang disuguhkan. Ah, tak kuat saya membayangkannya lagi.

Nah itulah Terbaik Terbaik dari tahun 2011 versi saya. Bagaimana dengan kalian?

Semoga lebih banyak hal menyenangkan di tahun 2012 ini ya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar