Sudah sejak beberapa tahun belakangan ini, perhatian
seluruh penikmat sepakbola dunia sedang tertuju pada klub Barcelona. Tim asal
Catalan, Spanyol ini memukau semua orang dengan permainan yang begitu atraktif
dan menghibur. Senjata utama mereka, tentu saja taktik yang begitu sempurna: Tiki-Taka.
Sejatinya, Tiki-Taka
bukanlah taktik kemarin sore dan menjadi mapan dalam waktu sekejap dalam
beberapa tahun belakangan ini saja. Tiki-Taka
lahir dan berevolusi dari sebuah strategi bermain yang sudah cukup berumur.
Orang tua dari Tiki-Taka tersebut
adalah sebuah strategi klasik yang berasal dari negeri kincir angin, Belanda,
yaitu Totaalvoetbal.
Totaalvoetbal atau yang lebih dikenal sebagai Total Football
adalah gaya bermain sepakbola yang mengandalkan semua lini untuk menciptakan
gol. Taktik ini memberikan ruang selebar-lebarnya kepada semua pemain untuk
bergerak dan saling bertukar posisi. Kunci dari gaya bermain ini adalah penguasaan
bola, kelincahan dalam mengoper serta kecepatan untuk berpindah posisi. Dan
tentu saja semua itu dibungkus dengan teknik mumpuni dari semua pemain yang
menjalankannya. Dengan begitu, tim lawan akan sangat kebingungan dan kewalahan
dalam menghadapi strategi ini.
Total Football pertama kali diperkenalkan oleh seorang pelatih
berkebangsaan Belanda bernama Rinus Michels
pada akhir tahun 1960-an. Rinus Michels menerapkan taktik ini untuk pertama
kalinya kepada klub Ajax Amsterdam. Langkah tersebut meraih sukses besar. Ajax Amsterdam
menjadi salah satu klub terkuat di Eropa pada saat itu. Dalama dua musim saja The Amstedamer (julukan bagi Ajax
Amsterdam) berhasil meraih juara di berbagai kompetisi, baik lokal maupun di
level Eropa. Tak hanya itu, mereka juga berhasil mencatat rekor kemenangan
kandang secara beruntun sebanyak 46 kali pada musim kompetisi 1971-1972 dan
1972-1973.
Taktik ciamik tersebut lalu diadopsi oleh Tim
Nasional Belanda untuk menghadapi Piala Dunia 1974 yang dihelat di Jerman
Barat. Rinus Michels, sang pencipta Total
Football ditunjuk menjadi pelatih Der
Oranje (julukan Tim Nasional Belanda). Selama kompetisi, Total Football ala Tim Nasional Belanda
kembali memukau penonton. Dengan mengandalkan Johan Cruyff, penyerang sekaligus
kapten kesebelasan sebagai poros utama permainan, Belanda mengalahkan
negara-negara adidaya dalam dunia sepakbola. Uruguay, negara dengan dua titel
juara dunia, dicukur 2-0 di babak penyisihan. Tim sekuat Argentina dipermalukan
tanpa ampun dengan skor telak 4-0. Dan merekapun melaju ke partai final setelah
mengalahkan sang juara bertahan, Brazil, dengan skor meyakinkan 2-0.
Sayang, Belanda tak cukup beruntung untuk menjadi
kampiun Piala Dunia 1974. Langkah sensasional mereka dihentikan oleh sang tuan
rumah, Jerman Barat di partai puncak. Jerman Barat yang dipimpin oleh legenda
terhebat mereka, Franz Beckenbauer, berhasil menghentikan kecanggihan Total Football lewat taktik pertahanan
yang begitu rapat. Belanda pun gagal menjadi juara setelah dikalahkan dengan
skor tipis 2-1. Satu-satunya kekalahan mereka di turnamen tersebut.
Barcelona boleh saja mengakui Tiki-Taka sebagai taktik terhebat dalam sepakbola saat ini. Tapi
mereka tak dapat memungkiri bahwa gaya tersebut dikembangkan oleh
pelatih-pelatih Belanda pemuja Total
Football yang sempat melatih Barcelona, diantaranya Johan Cruyff, Louis Van
Gaal hingga Frank Rijkaard. Pep Guardiola hanya menyempurnakan strategi
tersebut.
Dapat dikatakan bahwa Total Footbal yang berasal dari Belanda merupakan “orang tua” bagi
banyak taktik sepakbola post-modern saat ini. Dan Tiki-Taka adalah contoh terbaik bagi pengapdosian taktik ciamik
tersebut.
*Tulisan ini diikutkan pada Kompetiblog 2013 yang diselenggarakan oleh nesoindonesia.or.id
*Tulisan ini diikutkan pada Kompetiblog 2013 yang diselenggarakan oleh nesoindonesia.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar