Entah apa yang terjadi.
Yang jelas kita sangat sengit saat ini.
Tentan visi masing-masing yang tak saling bertemu.
Kita,
ya Kita,
Aku, Kau dan negara yang murung ini.
Aku berhasrat berjalan jauh.
Ke tempat yang belum sempat tersentuh tubuh.
Menyelami angan yang menjadi rindu.
Kau menyimpan mimpimu dengan rapi.
Di tempat yang selurus jauh dengan inginku yang berapi.
Di tepian sawah nan hijau, katamu,
Kau ingin habiskan hidup bersama anak dan suami.
Indonesia lain lagi.
Ia berada diantara kepala anganku dan kaki inginmu.
Aku belum tahu betul apa maunya.
Yang ku tahu, Ia adalah penentang terbesar kita berdua.
Negara yang begitu kita cintai,
sedang kita belum tahu apakah rasa itu berbalas seimbang.
Ah, cinta memang tak pernah sederhana.
lebih sering tarik menarik dan berakhir histeria.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar