Jumat, 01 Juli 2011

Cerita Tentang Jagoan Baru Saya

Anda penyuka musik tapi tidak terlalu mahir memainkan alat musik? Anda bisa menjadi seperti saya. Hanya menjadi penikmat dan terus mendukung musik dan musisi yang anda sukai. Atau jika ingin lebih, anda bisa menjadi seperti SIR DANDY HARRINGTON.

Nama pria ini sedang santer dibicarakan oleh penikmat musik cutting edge di negara ini. Sehari-hari ia adalah seorang seniman urban asal Bandung. Juga aktif sebagai musisi. Sebagai musisi saya ingin katakan dia gila. Ya dia gila.

Sebenarnya kegilaan pria bernama asli Dandi Achmad Ramdani ini sudah dimulai di Teenage Death Star. Ia adalah Frontman di band Rock Kacau tersebut. Kenapa saya bilang kacau? ya karena band ini memang kacau. Bagi anda yang perfeksionis dan penikmat musik dengan alunan harmonis, jangan sekali-kali menonton pertunjukan band ini. Menonton mereka anda hanya akan mendapatkan penampilan ugal-ugalan dari 5 orang mabuk, suara vokalis yang fals dan juga salah kunci berkali-kali. Itulah Teenage Death Star, dengan jargon andalannya "Skill Is Dead".


Tapi simpan dulu penasaran kepada Teenage Death Star. Karena kali ini saya akan fokus membahas sang frontman, Sir Dandy, yang baru-baru ini merilis album solo. Album tersebut bertajuk Lesson #1. Diberi nama seperti itu karena Sir Dandy ini memang baru belajar. Tepatnya, ia baru belajar bermain gitar. Baru 3 tahun belakangan ini ia bermain gitar. Jadi jangan heran kalau permainan gitar di lagu-lagu pada album ini terkesan tipikal dan monoton. Bahkan Soleh Solihun, wartawan senior Rolling Stone Indonesia menyebutnya musisi slebor.


Launching Lesson #1 dilakukan pada bulan Mei lalu. Album ini berisi 9 lagu dan bonus 1 puisi. Sebenarnya kebanyakan lagu-lagu di album ini  Sir Dandy ambil dari beberapa single yang telah lebih dulu di share di akun Youtube-nya. Juga 3 lagu dari EP-nya terdahulu, Monolog Beginner Terror. Materi lagunya sederhana. Berkisah tentang hal-hal sepele yang terjadi di sekitar sang penyanyi, mungkin juga kita. Mendengarkan lirik album ini, saya tak henti terawa. *Saya memutar Lesson #1 waktu membuat postingan ini. Sambil (lagi-lagi) menertawakan beberapa liriknya.


Ada sepasang lagu tentang guru gitarnya berjudul Ode To Antruefunk 1 dan 2. Lagu ini ditujukan kepada Antruefunk alias Anto Arif, gitaris band 70's Orgasm Club.  Di lagu ini, Sir Dandy bercerita tentang kedekatan dan juga rasa kagumnya kepada si Anto Antruefunk. Kalau orang-orang menyebut Jimmy Hendrix sebagai gitaris terhebat, Sir Dandy menyebut Antruefunk sebagai "sang dewa gitar"-nya.


Sir Dandy punya banyak teman. Jika Anto Antruefunk adalah guru gitarnya, maka tempat ia medapatkan gitar adalah Riko. Riko adalah gitaris Mocca. Sir Dandy bercerita tentang Riko pada lagu berjudul Gibson atau Epiphone. Ceritanya Sir Dandy sudah membeli 2 gitar dari si Riko. Tapi ia kembali ingin menambah koleksi gitarnya. Dan kali ini ia ingin membeli Gibson atau Epiphone. Jadilah lagu satu ini.


Selanjutnya ada lagu nasionalis slebor berjudul Juara Dunia. Kembali Sir Dandy bercerita tentang seseorang di lagu ini. Kali ini tentang petinju kebanggaan Indonesia, Chris John. Chris John memang adalah kebanggaan yang tersisa dari carut-marutnya prestasi cabang olahraga Indonesia yang lainnya. Dan Sir Dandy mengapresiasi dengan cara yang menarik. Sikat John...


Selain itu masih ada lagu-lagu remeh tapi manis yang lainnya. Ada Jakarta Motor City yang bercerita tentang sesaknya Jakarta akan motor-motor. Ada Anggur Merah yang juga bercerita tentang seseorang bernama Joni yang sangat doyan meminum minuman khas Indonesia, anggur merah. ada Lagu Itu yang bercerita tentang kacaunya acara musik pagi-pagi di TV yang menyajikan lagu-lagu yang dapat mempengaruhi psikologi seseorang, walaupun sebenarnya orang itu tidak mengalami kejadian dalam lagu tersebut. Juga 2 lagu baru berjudul Sekdrag dan Ayo Kita Kerja. Album ini ditutup dengan sebuah puisi berjudul Tepuk Tangan. Ditengah kekacauannya, Sir Dandy berharap masih ada yang mau memberi tepuk tangan. Dan saya memberi tepuk tangan sambil terus tertawa.



Merasa album ini remeh? Jangan beranggapan begitu lah. Karena kata Sir Dandy "jangan menganggap remeh hal-hal remeh". Sekian dulu ceritanya. Wassalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar