"Hidup atau matilah sebagai serigala"Abdullah Harahap adalah sebuah totalitas. Dan horor adalah medan untuk terus membuktikan eksistensinya di kancah sastra Indonesia. Tema-tema horor memang tidak pernah jauh dari karya-karyanya (novel). Arwah penasaran, Makhluk jadi-jadiaan, hantu-hantu bisa dibilang selalu menjadi sajian utama dalam novelnya. Mungkin banyak novelis yang juga mengangkat tema horor dalam berkarya. Tapi horor yang disajikan Abdullah Harahap memiliki keunggulan tersendiri. Totalitas dalam penggambaran adalah nilai tambah. Pembunuhan yang berdarah-darah, Isi perut yang berhamburan hingga penokohan yang sedetail mungkin membuat pembacanya dapat merasakan kengerian dalam setiap peristiwa yang terdapat dalam setiap ceritanya. satu lagi yang selalu menjadi ciri khas karya Abdullah Harahap adalah kebanyakan (mungkin seluruhnya) karyanya selalui dibumbui dengan adegan hubungan seks. Entah itu yang wajar, kadangkala juga bisa tidak wajar.
Mulai terdengar di medio 1970-an, kini kembali menebar teror melalui "Manusia Serigala".
Dendam kesumat menjadi tema novel ini. Tokoh utama Mia (Sumiyati) mulai beranjak dewasa ketika ia harus kehilangan ibunya, orang yang paling ia sayangi. Apalagi ibunya kehilangan nyawa dengan sangat mengenaskan. Ia menjadi korban tabrak lari oleh orang yang tidak bertanggung jawab bernama Eddi Bratamenggala.
"Perempuan itu tidak sempat menoleh. Bahkan barangkali ia juga tidak tahu apa yang sekonyong-konyong menghantam pahanya begitu keras. Sangat keras, sehingga ia terangkat seketika dari tanah, terbang melewati selokan, lalu hinggap di pagar bambu di pekarangan rumah terdekat. Sebilah diantara pecahan bambu itu menghujam langsung ke lambung si perempuan."
Itulah penggambaran menyeramkan yang pertama kali muncul dalam novel ini. Selanjutnya pembalasan dendam oleh mahkluk jadi-jadian berupa manusia serigala menjadi sajian utama. dimulai dari saat-saat transformasi sosok ayah Mia menjadi manusia serigala.
"Seluruh tubuhnya ditumbuhi oleh bulu-bulu yang sedemikian tebal dan panjang, berwarna hitam pekat. Wajahnya sudah berubah lonjong, mencuat kedepan. Telinganya lebar dan panjang, selebar dan sepanjang lidahnya yang menjulur keluar bersama buih-buih membusa. Gigi-gigi taring bersembulan panjang, runcing meliuk di sudut-sudut mulutnya yang menyerupai moncong. Matanya menatap garang, buas. Mata merah kehijau-hijauan. Mata yang haus darah."
Sosok manusia serigala adalah sebuah kutukan garis keturunan di keluarga Mia. Setiap keturunannya akan berubah menjadi mahkluk yang menyeramkan apabila memiliki dendam kesumat. Kutukan ini diturunkan oleh nenek moyang Mia yang ternyata adalah anak buah Karaeng Galesung (Galesong mungkin), kepala pasukan pelaut Bugis-Makassar yang dahulu kala membantu Pangeran Trunojoyo melawan Belanda (VOC) untuk mempertahankan Kerajaan Kediri. Si pelaut tadi (anak buah Karaeng Galesong) ternyata sempat menuntut ilmu Gunung Kawi yang memang terkenal sebagai pusat ilmu gaib hingga sekarang. Namun sialnya ia melakukan kesalahan fatal hingga mengakibatkan ia mendapat kutukan. Dan kutukan tersebut terus turun hingga sekarang kepada ayah dan juga Mia sendiri.
Teror balas dendam terus Mia tujukan kepada Eddi Bratamenggala serta kroninya. Satu per satu ia bunuh secara sangat sadis. tubuh tercabik-cabik, isi perut berhamburan serta kepala terlepas dari tubuh. Lambung Selalu menjadi sasaran utama mahkluk jadi-jadian tersebut. Karena memang ibu Mia terluka parah di bagian lambung pada saat meninggal ditabrak lari.
Belakangan, setelah merasa telah membalas semua rasa sakit hatinya, Mia kembali ke kampungnya. Ia ingin kembali normal seperti sedia kala dan meninggalkan dunia sebagai seorang manusia tulen bukan sebagai manusia serigala. Ia pun meminta petunjuk pamannya. Ternyata hal itu bisa diwujudkan dengan sebuah mata tombak yang oleh pamannya disebut sebagai senjata penebus dosa. Mia bisa menjadi manusia seperti sedia kala apabila ia meminum darah lambung ibunya. tentu dengan sebuah ritual karena ibu Mia sudah lama meninggal. Atau jika ingin meninggal sebagai manusia tulen Mia harus mati dengan tusukan mata tombak tersebut tepat di lambungnya pada saat ia berwujud manusia sesungguhnya.
Namun naas. Terjadi salah prosedur pada saat ritual itu berlangsung. Mia mendapat tikaman Maman, kekasihnya sendiri pada saat ia berwujud manusia serigala. Jadilah ia mati sebagai mahkluk jadi-jadian.
***
Saya pribadi menikmati novel ini juga setiap karya Abdullah Harahap. Saya mengenal Abdullah Harahap pada awal 2010 lewat kumpulan cerpen Kumpulan Budak Setan karya Eka Kurniawan, Intan Paramitha dan Ugoran Prasad. Setelah itu saya terus penasaran dengan Abdullah Harahap. Novel jaman dulunya yang berbentuk fisik tidak pernah lagi saya temukan. Paling banter membacanya lewat internet dan hasil saling tukar informasi dengan kawan-kawan baru yang juga penikmat Abdullah Harahap. Dan di awal 2011 ini ia kembali menelurkan karyanya yang terbaru ini.
Tak salah jika Eka Kurniawan, Intan Paramaditha, Ugoran Prasad juga ribuan orang mengakui Abdullah Harahap sebagai raja horor Indonesia. Saya sudah menjadi bagian dari pengagum itu.
buku ini ji memang yang kelihatan di gramed. tapi bukannya buku ini kayak "revisi" ya?? kukira, penulisnya sudah meninggal.. (???!!!)
BalasHapusbelum meninggal orangnya kak. banyak karya terbarunya. salah satunya ya Manusia Serigala ini. ini Link-nya kalo mau http://abdullahharahap.wordpress.com/
BalasHapus