Hal
pertama yang ingin saya lakukan pada catatan kali ini pastilah mengucapkan
selamat tahun baru 2012. Semoga 2011 teman-teman menyenangkan. Dan mari
berharap, semoga 2012 kita lebih menyenangkan lagi. Amin..
Kalaupun
ada momen tidak menyenangkan, menjengkelkan, bikin sakit hati atau apalah itu,
pasti tidak akan saya ceritakan disini. Ya, untuk apa juga dicerikan. Toh masih
terlalu banyak hal-hal yang baik dan menyenangkan yang sangat patut untuk
dibagikan.
Nah,
hal itulah yang di hari pertama di tahun baru ini yang ingin saya ceritakan.
Ada banyak hal menyenangkan, atau dalam hal ini saya anggap terbaik yang
terjadi dalam setahun kemarin dalam hidup saya. Mulai dari musik, buku, film sampai esai. Mungkin terbaik versi saya ini terasa
biasa-biasa saja oleh orang lain. Tapi yang perlu saya tekankan disini adalah,
pemilihan terbaik ini bersifat sangat personal. Tanpa tendensi dan murni
pilihan saya sendiri. Jadi jika ada tidak terima dengan pilihan saya, mari buat
‘Terbaik-Terbaik 2011’ versi kalian sendiri.
Ini
dia ‘Terbaik-Terbaik 2011’ versi saya:
Album
terbaik: Lesson #1 – Sir Dandy
Rolling
Stone Indonesia bahkan tidak memasukkan album ini pada deretan 20 Album Indonesia
Terbaik 2011. Tapi kuping saya kok menyatakan rilisan dari Sir Dandy inilah yang
terbaik. Lesson #1 adalah tipikal album yang unik. Liriknya bercerita tentang
hal remeh temeh yang biasa dijumpai di kehidupan sehari-hari. Mulai dari
pertemanan, sosok pahlawan sampai semrawutnya lalu lintas kota akibat
bejibunnya jumlah motor di jalanan. Ditulis dalam bentuk jenaka dan diiringi
dengan alunan gitar yang begitu sederhana bahkan berkunci itu-itu saja di semua
lagu. Beginilah tipikal album yang saya sukai. Sederhana namun tetap cerdas dan
pastinya selalu menyenangkan untuk didengarkan.
Lagu
Terbaik: Juara Dunia – Sir Dandy
Lagu
terbaik tentu hadir dari album terbaik dong. Dan lagu terbaik di album Lesson
#1 adalah Juara Dunia. Seperti yang sudah pernah saya katakan, lagu ini adalah
lagu nasionalisme yang berbeda. Bercerita tentang petinju kebanggaan masyarakat
Indonesia, Chris John. Ditengah rasa frustasi atas menyedihkannya prestasi
olahraga kita, Chris John hadir sebagai penyelamat kebanggaan. Dia kan juara
dunia tinju yang berhasil mempertahankan gelarnya paling lama dibanding petinju
mana pun saat ini. Sungguh Sir Dandy tidak berlebihan membuatkan lagu khusus
untuk juara dunia dari Indonesia ini. Sikat Jon!
Konser
Terbaik: Shopping Concert Chambers Yes 2011
Tidak
banyak konser yang saya datangi selama 2011. Dari sedikit konser yang saya tonton
tahun lalu, saya memilih Shopping Concert Chambers Yes 2011 sebagai yang
terbaik. Lebih tepatnya, konser yang dilaksanakan pada 30 Desember 2011 ini terasa
istimewa bagi saya. Saya menonton konser ini beramai-ramai dengan teman-teman
terbaik. Lalu headliner utama pada konser ini adalah band yang paling
berpengaruh dalam hidup saya yaitu Efek Rumah Kaca. Satu lagi, untuk konser
kali ini juga saya menjalankan tugas pertama saya sebagai kontributor sebuah
webzine. Ah, sungguh istimewa konser ini.
Film
Terbaik: Insidious
Jumat,
1 Juli 2011 mungkin adalah hari terhoror dalam hidup saya. Hari itu seorang
diri saya ke toko buku untuk mencari bahan bacaan untuk seminggu. Tapi entah
kenapa saya tersesat ke bioskop yang tepat berada disamping toko buku yang
telah saya kunjungi tersebut. Lihat-lihat, akhirnya pilihan saya jatuh pada film
setan berjudul Insidious. Film ini sangat pandai mengatur tempo ketakutan
penontonya. Di awal, film ini sangat tidak berpontensi menjadi film paling
menakutkan. Di pertengahan barulah penampakan mulai terlihat. Itupun masih
jarang. Tapi disetiap kemunculan itu mengahadirkan kengerian yang luar biasa.
Klimaks dari film ini adalah bagian paling menakutkan. Ketika setan berwarna
merah menampakkan dirinya. Hah, waktu itu betul-betul menjadi satu setengah jam
paling menakutkan dalam hidup saya.
Video
Terbaik: Homeland
Dua tahun
belakangan ini saya sangat senang menonton video (film) berdurasi pendek atau
kurang dari tiga puluh menit. Video jenis ini sangat menarik menurut saya. Menekankan
pada ide cerita dan teknik pengambilan gambar. Untuk tahun ini saya memilih
Homeland sebagai video terbaik. Video buatan web travel, Hifatlobrain ini
sungguh keren. Bercerita tentang seorang pemuda yang melakukan perjalanan jauh
untuk pulang ke rumah. Ditengah perjalanan banyak hal yang ia jumpai. Mulai dari
penampakan alam yang indah, sampai keramahan orang-orang yang ia jumpai di
perjalanan. Selain itu, video yang dibuat untuk menyambut lebaran ini memiliki
gambar yang begitu memesona. Sungguh benar apa yang dikatakan pada video ini, “No
one realizes how beautiful it is to travel until he comes home.”
Buku Terbaik: Madre – Dewi ‘Dee’ Lestasri
Saya mulai jatuh cinta dengan tulisan-tulisan Dee
ketika membaca Filosofi Kopi. Kumpulan tulisan (cerpen, puisi, prosa) ini
sungguh keren menurut saya. Cara bercerita Dee sangat menarik. Sederhana namun
tidak terduga sama sekali. Ia sangat menguasai setiap detail cerita yang akan ia
bangun. Dan kepandaian Dee dalam bercerita berlanjut pada buku terbarunya, Madre. Seperti
pada Filososfi Kopi, pada Madre Dee merangkai cerita dari hal-hal yang
sederhana. Tapi dari hal-hal sederhana tadi akan terjalin cerita yang sangat
luar biasa. Keempat belas tulisan dalam buku ini sangat layak dibaca dan buku
ini wajib berada di rak buku kalian yang mendambakan karya sastra yang keren
namun tetap sederhana.
Esai
Terbaik: Making Punk A Threat Again – Morgue Vanguard
Banyak orang yang jengkel
dengan perlakuan diskriminasi Polisi Syariah Aceh terhadap orang-orang yang
tergabung dalam Komunitas Punk disana. Saya termasuk kedalam orang-orang yang
jengkel tersebut. Bagaimana tidak, atas nama menegakkan Syariat Islam aparat
pemerintah tersebut melanggar hak kebebasan berekspresi seseorang yang
jelas-jelas dijamin oleh konstitusi kita. Banyak tulisan yang terbit memprotes
tragedi ini. Dari sekian banyak tulisan protes tersebut, saya memilih sebuah
esai dari Morgue Vanguard atau dikenal juga sebagai Ucok Homicide sebagai yang terbaik. Esai yang
berjudul Making Punk A Threat Again tersebut memandang permasalahan ini dari
dua arah. Kalau tulisan sejenis hanya menyalahkan pihak aparat, esai ini juga
menyindir pihak Komunitas Punk itu sendiri. Morgue Vanguard menganggap kebanyakan
anak punk kini telah kehilangan jati diri mereka. Padahal pilihan untuk menjadi
seorang Punk datang dari keyakinan bahwa kemerdekaan diri adalah sebuah
keniscayaan. Tapi yang terjadi di Aceh adalah penghianatan melalui jalan terima
saja dilakukan seperti itu.
8. Makanan
Terbaik: Coto Gagak
Pada suatu malam entah kenapa
saya dan beberapa orang teman keroncongan bersama. Dan malam itu kami begitu
kompak untuk mencari makanan istimewa. Pilihan awal jatuh pada Palubasa
Serigala yang legend itu. Setibanya
di lokasi makan paling hangat dibicarakan itu, ternyata tempat itu sudah tutup.
Indra menyarankan kami untuk makan coto saja. Katanya ada coto terdekat yang
juga berlabel legend bernama Coto
Gagak. Ah, sebenarnya saya punya pengalaman tidak mengenakkan dengan jenis makanan
satu ini. Saya pernah tiba-tiba sakit setelah menyantap makanan paling khas
Makassar tersebut. Tapi Indra menjamin coto ini beda. Setibanya kami disana
langsung saja kami memesan seporsi satu orang. Ketika mencicipinya pertama
kali, benar saja, coto ini begitu nikmat walau belum diracik dengan garam dan
sambal. Kuahnya memang sudah gurih. Dagingnya terasa lebih nikmat di lidah. Harganya
lebih mahal sedikit dari coto lainnya. Tapi itu sepadan kok dengan sensasi
nikmat yang disuguhkan. Ah, tak kuat saya membayangkannya lagi.
Nah itulah Terbaik Terbaik dari
tahun 2011 versi saya. Bagaimana dengan kalian?
Semoga lebih banyak hal
menyenangkan di tahun 2012 ini ya.