Sungguh tidak terasa, sudah lebih dari dua tahun saya tidak
menginjak rumah di Tarakan. Terakhir saya melakukannya pada sebuah libur semester
di tahun 2010. Selama kuliah ini, pulang rumah bukan lagi sebuah kebiasaan. Ia
sudah menjadi semacam ritual yang begitu sulit dilakukan.
Setiap tahun, di waktu-waktu yang memberikan kesempatan
untuk kembali ke rumah, selalu saja ada alasan pembenaran untuk tidak pulang
dulu. Pekerjaan di organisasi kampus. Kegiatan sosial bersama kawan-kawan. Yang
paling klasik, duitnya terlalu mubazir dihabiskan hanya untuk terlalu sering
pulang rumah.
Tapi jujur saja, keinginan itu selalu muncul hampir setiap
tahun. Antiklimaks memang dengan keinginan menggebu-gebu untuk meninggalkan
rumah selepas SMA dulu.
Dan tengah tahun ini saya tak dapat mengelak lagi. Saya
harus pulang! Ego besar di luar rumah harus dikesampingkan dulu. Jarak pun tak
memungkinkan lagi bagi saya untuk mengelak. Selepas mengikuti program Kuliah
Kerja Nyata (KKN) di Pulau Sebatik, Kal-Tim, ternyata belum ada rencana follow up di Makassar. Jadilah kapal
mengantar saya hanya sampai di Pulau Tarakan. Rombongan yang lain akan
berlanjut sampai Pare-Pare dan Makassar.
Untuk perjalanan pulang tahun ini saya memilih lima buah
lagu yang semakin memantapkan setiap langkah saya menuju rumah. Sebenarnya
lagu-lagu ini pulalah yang membuat saya semakin rindu keluarga setiap kali
mendengarnya.
Ah, tanpa panjang lebar lagi, berikut lagu-lagu pengatar
pulang dari dan bagi saya;
· Andien – Pulang
Memang tema besar lagu ini adalah tentang kerinduan kepada
pasangan. Namun, bagi saya lagu ini sangat mampu untuk membangkitkan romantisme
kebersamaan dengan keluarga. Setiap kali mendengarnya, ingin rasanya langsung
berada di rumah. Kehangatan kebersamaan dengan orang-orang terkasih sangat
terbangun di nomer ini.
Pop-jazzy menambah syahdu tembang Pulang. Suara emas Andien, yang memang salah satu solois wanita
terbaik di genre-nya melengkapkan daya tarik lagu ini.
Hari ini sayang aku akan pulang
Berlabuh di dekap cintamu
Karna pelukmu akan selalu
Membuat diriku jatuh cinta
· Dialog Dini Hari – Ku Kan Pulang
Jika
berbicara tentang waktu, terkadang memang tidak pernah terasa, ternyata sudah
cukup lama kita pergi dari rumah. Tiba-tiba saja kita akan sampai pada satu
titik dan terbersit rasa untuk kembali. Ku
Kan Pulang bercerita tentang itu. Tentang bagaimana rasa rindu tiba-tiba
saja datang dan terus memanggil kita untuk pulang. Tapi tetap saja kita akan
selalu harus mencari waktu yang tepat. Dan waktu yang tepat bagi saya ya saat
ini.
Dialog Dini
Hari sangat pintar meramu musik dan lirik menjadi sebuah lagu yang begitu
menyentuh. Dengan balutan folk minimalis, Ku
Kan Pulang dapat menjadi lagu yang memiliki daya bunuh maksimal. Trio asal
Bali ini mulai menjadi salah jaminan mutu bagi musik Indonesia saya kira.
...Lamakah aku pergi
Hingga tak sadar beribu kisah ingin ku bagi
Berilah aku waktu sebentar lagiKu kan pulang
Pulang ke rumah
Berilah waktu
Sabar menunggu...
· Quasi – For Mom and Dad & Lazy Room – Take
Me Home
Impian terbesar saya selepas lulus SMA dulu adalah pergi
sejauh mungkin dari rumah. Rasa bosan dan ingin belajar mandiri menjadi
alasan utama. Gayung bersambut, orang tua mengizinkan niatan saya tersebut.
“Bebaslah saya”, pikir saya waktu itu.
Namun tak cukup lama sebelum tembok pertahanan saya runtuh.
Saya memang bebas untuk melakukan segala kegiatan secara mandiri. Tapi
rasa-rasanya kok ada yang hilang. Tak lain hal itu adalah kehangatan keluarga.
Saya rasa hal tersebut juga menjadi latar terciptanya For Mom and Dad dan Take Me Home ini. Dua lagu ini setipikal sebenarnya. Sama-sama
bercerita tentang kerinduan dalam kesederhanaan, namun sangat jujur saya kira.
Pada divisi lirik dua lagu ini hanya bercerita tentang kerinduan yang mendalam
kepada kedua orang tua. Tak bisa dipungkiri, memang orang tua akan selalu
menjadi alasan terkuat kita untuk pulang.
I come to the starsWhere are you momHow are you? How are you?I come to the sunWhere are you dadI miss you. I love you
· Float – Pulang
Nah, lagu inilah yang menjadi racun bagi saya belakangan
ini. Tapi saya selalu saja memutarnya berulang-ulang. Di kala sendiri atau
sebelum tidur lagu ini saya mainkan. Dan saat itu pula bayangan rumah beserta
semua yang ada di dalamnya langsung tampak jelas.
Pulang versi Float ini bercerita tentang kerinduan yang tak
tertahankan lagi. Dengan alunan musik folk-pop khas Float, lagu ini akan
menambah keinginan untuk pulang berkali-kali lipat.
Ah, hangatnya rumah...
Jelajahi waktu
Ke tempat berteduh hati kala biru
Dan lalu...
Sekitarku tak mungkin lagi kini
Meringankan lara
Bawa aku pulang, rindu!
Segera!
Jelajahi waktu*Ditulis sambil mendengarkan bapak yang sedang mengaji dan mamak yang sedang mempersiapkan menu berbuka puasa.
Ke tempat berteduh hati kala biru
Dan lalu...
Sekitarku tak mungkin lagi kini
Meringankan lara
Bawa aku pulang, rindu
Segera Jelajahi wakt
Ah, hangatnya rumah...
Jelajahi waktu
Ke tempat berteduh hati kala biru
Dan lalu...
Sekitarku tak mungkin lagi kini
Meringankan lara
Bawa aku pulang, rindu!
Segera!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar