Selasa, 13 Desember 2011

Saya Dua Tahun Lalu

20-an mahasiswa baru (maba) Fakultas Hukum Unhas sedang galau. Bukan karena takut hasil final semester perdana mereka akan jelek. Mereka resah karena beberapa hari kedepan akan menghadapi pertemuan terakhir mata kuliah bernilai "hanya" 1 SKS.  Kokurikuler (bisa disingkat Kokur) Penulisan nama Mata Kuliah tersebut. Kokur Penulisan adalah salah satu Mata Kuliah 1 SKS yang wajib diambil oleh semua mahasiswa Fakultas Hukum Unhas. Tanpa mengambil salah satu dari Mata Kuliah Kokur, anda tidak akan pernah bergelar S.H. keluaran Unhas.

Berbeda dengan Mata Kuliah lainnya, Kokur dikelola oleh pengurus UKM Fakultas Hukum Unhas. Dan Kokur Penulisan dikelola oleh Lembaga Penalaran dan Penulisan Karya Ilmiah (LP2KI) Fakultas Hukum Unhas. Kokur Penulisan tahun ini adalah yang keempat kalinya dipercayakan kepada LP2KI.

Mepetnya waktu pelaksanaan Kokur Penulisan yang hanya tiga bulan adalah penyebab utama kegalauan para peserta. Hal ini dikarenakan kacaunya sistem akademik di awal semester. Sehingga Mata Kuliah Kokur baru bisa dilaksanakan pada pertengahan semester. Ditmbah lagi intensitas pertemuan yang begitu padat, yaitu dua kali pertemuan setiap pekan. Pengurus Kokur Penulisan menerapkan jadwal seperti itu untuk mengejar materi, yang seharusnya dipersiapkan untuk satu semester penuh. Belum lagi dipertemuan akhir nanti mereka akan mempresentasikan hasil karya tulis mereka sesuai materi yang telah telah diterima.

Saya rasakan betul keresahan teman-teman peserta ini. Mereka merasa takut tidak dapat melakukan hal yang maksimal dengan keadaan akademik seperti sekarang ini. Tapi sebagai seorang yang pernah melalui proses yang sama, ada hal ingin saya bagi kepada teman-teman peserta disini.

***

Peserta Final Kokur Penulisan LP2KI Tahun 2009
 Dua tahun yang lalu...

Saya berani mengklaim diri saya sebagai orang yang memiliki jalan paling mulus pada pelaksanaan Kokur Penulisan LP2KI. Walaupun dibandingkan dengan siapa pun pada empat tahun pelaksanaan Mata Kuliah ini.

Saya sudah berkenalan dengan (orang-orang) LP2KI bahkan sebelum menginjakkan kaki di Fakultas Hukum Unhas. Ketika disodorkan untuk memilih Mata Kuliah Kokur, tanpa keragu-raguan saya memilih Kokur Penulisan LP2KI. Selain karena saya sudah kenal dengan beberapa orang di dalamnya, saya memilih Kokur ini karena memang ingin mendalami kepenulisan. Jadilah saya bersama sekitar 30-an maba menjadi peserta Kokur penulisan LP2KI di tahun 2009 tersebut.

Kokur berjalan sayapun dengan mudahnya ditunjuk sebagai ketua kelas waktu itu. Ketua kelas bertugas sebagai penghubung antara peserta dengan pengelola Kokur. Setiap ada pemberitahuan mengenai kuliah ini disampaikan melalui saya. Begitu pula dengan pengumpulan tugas dan hal-hal lainnya jadi tanggung jawab ketua kelas. Dengan begitu saya menjadi akrab dengan pengelola kokur pun dengan pengurus LP2KI. Otomatis transfer of knowledge dari senior kepada saya menjadi sangat mudah.

Saya masih ingat betul, waktu itu saya satu tim dengan rekan angkatan saya, Adliah Arif dan senior angkatan 2005 bernama Kak Yudi. Bertiga waktu itu kami menulis tentang permainan online Poker yang saat itu sangat marak di jejaring Facebook. Kami mengangap permainan Poker ini telah melanggar hukum karena secara tidak langsung ada uang yang berputar disitu. Bisa dikatakan Permainan Poker telah menjadi judi gaya baru saat itu.

Sebenarnya secara efektif hanya saya dan Adliah yang mengeksekusi karya tulis ini. Adapun Kak Yudi meminta izin untuk lebih aktif mengurus tugas akhirnya waktu itu. Ya sudahlah, Kak Yudi tidak bisa terlalu aktif, saya dan Adliah harus tetap meneruskan tulisan kami tersebut. Adliah sempat panik. Namun saya meyakinkan ditambah bantuan pembimbing yang sangat membantu, akhirnya karya tulis kami bisa selesai juga. Walaupun bisa dikatakan masih jauh dari kata sempurna.

Hari saat presentasi pun tiba. Hari itu masih ada saja hambatan. Power Point kami belum terlalu siap. Latihan bersama pun baru sekali dilakukan. Untuk mengatasi itu, saya dan Adliah datang ke kempus pagi sekali. Presentasi akan dumulai pukul 9. Berarti kami masih memiliki waktu latihan sekitar dua jam. Kak Yudi yang semulai mengkorfirmasi akan datang mengurungkan niatnya karena harus bertemu dosen pembimbing hari itu. Oke (lagi-lagi) tak mengapa, saya dan Adliah mempersiapkan formasi presentasi untuk dua orang saja.

Ujian tak berhenti sampai disitu. Pada saat pencabutan urutan presentasi kami mendapatkan giliran paling akhir. Itu berarti kami harus menunggu lagi dan akan mengalami ketegangan yang paling lama pula. Tapi kami berusaha untuk tetap tenang. Pali tidak dengan urutan terakhir itu, kami akan bisa mencuri-curi waktu latihan lebih lama. Walaupun tidak akan berarti.

Saya yakin Tuhan telah mengatur kejadian ini sedemian rupa. Pada saat giliran kami yang presentasi, ternyata tak ada halangan yang berarti. Semuanya berjalan dengan dengan begitu mudah. Kami mempresentasikan tulisan kami dengan cukup baik. Ini terbukti dengan pujian yang diberikan oleh tim penguji. Menurut mereka, tulisan kamilah yang terbaik hari itu. Gemuruh tepuk tangan teman-teman peserta lainnya pun mengiringi kami kembali ketemu duduk. Puas rasanya. Ini adalah Karya Tulis saya yang pertama dan langsung dianggap bagus. Entah saya beruntung atau apa. Yang jelas, lagi-lagi saya meyakini Tuhan telah mengatur semua ini.

***

Yang saya inginkan adalah teman-teman peserta Kokur tahun ini dapat menangkap sesuatu dari kejadian yang telah saya alami dua tahun yang lalu tersebut. Bahwasanya untuk mencapai sesuatu, proses niscaya harus kita lalui. Hargailah dan nikmatilah proses itu. Karena sebenarnya bukan hasil yang ingin kami tekankan di Kokur ini. Tapi belajar menghargai proses untuk meraih hasil itulah yang ingin kami tumbuhkan pada kalian semua.

Oke, mungkin kalian berfikir jalan kalian tidak semulus yang pernah saya lalui. Tapi saya yakin, Tuhan juga bekerja pada proses yang kalian lalui ini. Seperti Tuhan telah menuntun saya waktu itu. Tentu dengan cara yang  berbeda dong. Tentu Tuhan telah mempersiapkan sesuatu untuk kalian semua. Mungkin lebih indah. Tinggal bagaimana cara kalian untuk menggapainya.

Tentu tak ada hasil tanpa keringat bukan.

Terakhir ingin saya katakan, tiap-tiap dari kita tentu punya cara sendiri untuk berguna. Dan menulis adalah cara yang sunyi. Tak banyak yang bertahan dengan cara ini. Hanya yang punya keteguhan dan idealisme yang akan lolos dari proses seleksi alam ini. Semoga kita semua termasuk yang berguna untuk sekeliling dengan berfikir dan menulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar